Monday, March 7, 2011

Rasanya Menikah

Hehe,geli juga kalo membaca ulang judul blog ini: Rasanya Menikah. Tapi itulah pertanyaan yang belakangan paling sering kudengar tiap ketemu orang-orang, sejak menikah sebulan yang lalu (yaiks,udah sebulan aja): "Gimana rasanya nikah?". Biasanya aku akan kebingungan menjawab pertanyaan itu, dan pengin bertanya ulang meminta pertanyaan yg lebih spesifik, misal dia mau tanya pestanya, akadnya,persiapannya, atau malem harinya (bukain kado maksudnya, hehe), tapi seingatku jawaban yang selalu keluar dr mulutku hanyalah: "hehehehe". Sungguh jawaban yang tidak memuaskan.

Nah oke, untuk menjawab pertanyaan itu, mungkin aku bisa ceritakan beberapa cerita yang bisa kuceritakan (mbulet).

1. Hari H
Alhamdulillah ketika hari H, ketegangan tidak seperti yang kubayangkan. Semua berjalan smooth, kebisingan orang2 yang bertanya tentang ini itu juga tidak terjadi. Bahkan ketika periasku bilang "mbak ini siap2 ya, konde untuk jilbabnya akan terasa berat", tapi ketika dipasang...voila, aku gak merasakan apa2, ringan! Apalagi ketika kulihat wajahku di cermin, cantiknyooo! (hahahaha,okee,aku janji narsis skali ini aja, jangan berhenti mbaca yak). Selama acara berlangsung, aku dan si mas saling memastikan bahwa kami tetap tersenyum,selalu tersenyum sepanjang waktu, selain untuk menghormati tamu, juga karena kami meng-hire fotografer candid (hehehe). Tapi ternyata cara untuk "sadar senyum" ini efektif untuk menjaga keceriaan sepanjang acara. dan benar saja, di akhir acara, aku bilang pada keluargaku kalau aku sama sekali nggak merasa capek, dan jawaban mereka simpel: "tentu saja, orang bahagia mana ada capeknya".

Nah, kayaknya kunci utama untuk tampil fit dan prima saat menikah hari H adalah: settinglah hati anda supaya tetap bahagia!

2. Hari hari pertama menikah
Dari beberapa blog yang kubaca, ternyata hal ini terjadi juga pada pasangan muda lainnya: belum menyadari kalau sudah hidup bersama! Beberapa diantaranya misalnya, masih menyebut pasangan dengan istilah "pacar" intead of "suami/istri", masih kaget2 ketika keluar kamar mandi dan ada orang lain di kamar, bahkan lebih cepat untuk tidur jika saling memunggungi daripada berhadap2an, haha.

Daan...itu terjadi juga pada kami.. jadi kayaknya untuk yang satu ini, aku gak bisa ngasih saran seharusnya gimana :))

Sesaat setelah akad nikah selesai dilangsungkan, petugas KUA bertanya kepada mas: "Apakah anda sudah punya istri?", dan dengan spontan mas menjawab: "belum", lalu petugas KUA nya berkata: "naah, baru aja nikah, udah lupa kalau beristri". hahaha, skak mat :))


3. Sakit
Seminggu setelah resepsi pernikahan, kami berangkat ke Jakarta. Aku merasa itulah masa sebenar2nya menikah, sudah tidak bersama bapak ibu dan papa mama mertua lagi, adik kakak, juga segenap pakde budhe om tante dan kakek nenek. Saat itulah kami mulai merasa menjadi satu pasang, bukan lagi satu-satu yang digabung. Suatu ketika, aku sakit sampai harus nggak masuk kantor. Dengan perasaan bersalah karena nggak bisa menyiapkan sarapan seperti biasanya, aku malah dibawa ke puskesmas (dokter terdekat dr kosan yang buka pagi hari itu). saat diperiksa itu, aku melihat mas mengirimkan sms kepada atasannya, meminta izin masuk siang karena memeriksakan istri ke dokter. dan kejadian pagi itu, cukup membuatku berjanji untuk sekuat tenaga menjaga kesehatan. (oh ya, OOT, ternyata memeriksakan di puskesmas itu gratis tis..lengkap dengan obatnya, dan...sembuh!)

cuma pose, hehehe
4. Kesepian
Selain itu, menikah juga lebih mudah membuat kita merasa kesepian kalau di rumah sendirian, dari makna sebenarnya (baca: kangen), sampai kejadian-kejadian sepele. Misalnya, dapur di kosan kami berada di lantai 1, sementara kamar kami di lantai 2. Sebisa mungkin aku memasak ketika mas belum pulang, atau sedang ke masjid, kecuali kalau memang kita berencana memasak bersama mencoba resep baru (hehehe, untung mas seneng masak juga). Tapi semalem aku masih masak saat mas udah pulang. Dan saat sedang memasak itu, ak mendengar suara langkah kaki menuruni tangga. Ternyata mas turun menghampiriku sambil brgumam "di atas sendirian...". hahahaha *I'm blushing :D*gambar diambil random

Daan..begitulah cerita kami diawali. Semoga Allah menghimpun yang terserak di antara kami, memberkahi kami berdua, meningkatkan kualitas keturunan kami, menjadikan kami pembuka pintu-pintu rahmat, sumber ilmu dan hikmah, serta pemberi rasa aman dan tentram bagi umat. Amiin. (doa yang nyontek).

Yang terpenting dari semua itu, semoga kita termasuk golongan orang-orang yang menyadari betapa besar kuasa Tuhan yang telah menjodohkan manusia, dan betapa maha kasih sayangnya Tuhan dalam hidup kita dengan menumbuhkan cinta kasih diantara manusia yang begitu banyak jumlahnya di dunia ini. Subhanallah.

Wednesday, February 2, 2011

Persiapan Menikah

Akhirnyaaa aku menulis juga posting ini dengan judul yang vulgar...nah, jadi ternyata sodara-sodara, menikah itu emang perlu persiapan (yaelah, baru nyadar win? :p). Maksudku gini, sejak awal konsep pernikahan kami (olalaa udah pake kami-kami an aja sekarang), adalah pernikahan sederhana, mengundang orang dekat, menjamu dg sederhana, bersalaman, dan pulang, diperkirakan total waktu 1,5 jam maksimal dengan undangan yang tidak begitu banyak.

Sejak awal aku meyakini bahwa semuanya akan biasa saja, saya tetap bekerja setiap hari, tetap tinggal di kosan seperti biasa, dan tetap bermain kesana sini.. Tapi ternyata, suatu ketika jerawatku mulai bermunculan, tiba-tiba sakit sering perut (bisa jadi maag sih), dan yang paling kelihatan adalah sariawan! :D Maka,untuk pertama kalinya aku takjub dengan diri sendiri: wow,mungkin saya stress juga! haha :))

Nah, supaya tidak beralut-larut dalam jerawat dan sariawan, mari kita tuangkan semuanya ke dalam tulisan, biar lebih produktif dan jadi kenangan :-)

Apa saja persiapan menikah itu (yang udah saya lakukan)?
1. Belajar
Ibarat mau ujian, aku dulu menyengajakan untuk belajar dari buku-buku dan internet tentang menikah, baik itu tentang hak dan kewajiban suami istri, psikologi nya dan juga biologisnya ;-) Pokoknya seperti belajar "Married for Beginners" lah, hehe. Maklumlah, aku benar-benar belajar dari nol sejak diajak nikah *malu*. Untungnya ada beberapa teman yang udah nikah, jadi bisa tanya tanya, juga krn aku mau nikah, trus ada yang ngasih buku "Menjadi Pengantin Sepanjang Masa" (yeaah), trus berburu diskonan di Ulang Tahun Gramedia, dan sampai dibela2in beli buku online karena harganya diskon 20 %. Itu prosesnya, mengenai hasilnya kayak apa, mohon doanya teman-teman yaa semoga sukses;-) Dan buat yg mau kasih tips n trik, mash terbuka lebar diterima, hehe.
Tips: kalau emang udah pengin nikah, belajarlah dari sekarang, jgn SKS-an kayak saya :D

2. Urusan KUA
Nah ini cukup menyita perhatian kami karena kami tinggal di Jakarta, si mas asli Jawa Timur, dan kami akan menikah di Jogja! Mantep kan? alhasil, kami mengandalkan jasa pengiriman untuk mengirim dokumen (foto, KTP, kartu keluarga, surat pengantar KUA di Jawa timur) dikirim ke jakarta, ditandatangani, dan dikirim lagi ke Jogja untuk diurus di KUA jogja. daan bisa ditebak, ditengah-tengah itu ada masalah pengiriman, maka kami kirim ulang karena dokumen pertama nggak nyampai, haha. Kami memang berniat untuk meminimalisir pulang kampung untuk menghemat biaya. Seingat kami, dalam proses persiapan ini, kami hanya pulang beberapa kali, yaitu 1. Kenalan dengan orang tuaku, 2.Lamaran (ya, mudik berikutnya langsung lamaran), 3. Kunjungan ke Tuban (menjawab lamaran). Awalnya kami fikir ini sudah cukup, tapi ternyata kami harus mudik ke Jogja sekali lagi kemarin karena ada Verifikasi dari KUA terhadap calon penganten, daaannn ternyata dalam verifikasi itu yang harus kami lakukan adalah: tanda tangan saja! (haha, kirain mau diwawancara penuh keseriusan atau diperiksa kadar kegantengan dan kecantikan kami, tiwas udah dandan *bercanda*)
Tips: berbeda dengan tips poin nomor 1, untuk tips urusan KUA ini, jangan ngurus di KUA dr sekarang kl belum tau kapan nikah atau belum tau nikah ma siapa, hehe. Prosesnya gampang kok, asal gak kayak bus AKAP aja (Antar Kota Antar Propinsi) :p

3. Tes Kesehatan Pra Nikah
Ini sebagai syarat dari KUA di Jogja (kenapa di Jogja, karena aku ga tau apakah KUA lain juga mensyaratkan, soalnya temenku nikah di Jakarta belum ditanyain ttg tes kesehatan ini). Tes kesehatan ini bisa dilakukan di mana saja (ga harus di jogja) asal di puskesmas/rumah sakit negeri. Dan berhubung kemarin harus pulang ke Jogja untuk urusan KUA, maka sekalian lah tes kesehatan di Jogja, tentunya lebih murah. Di tes ini, kita dapat form "Tes Kesehatan Pra Nikah" (sebelumnya ngurus surat pengantar dulu dari kelurahan). Tes ini terdiri dari serangkain tes urine (untuk melihat kehamilan), darah, gigi, suntik imunisasi tetanus bagi calon perempuan, konsultasi gizi dan terakhir konsultasi psikologi. Saat menjalani ini, aku merasa, hmm..program pemerintah bagus juga ternyata...
Tips: tes kesehatan ini hanya untuk syarat administratif, kecuali kita emang pengin medical check up yg "beneran", mending cek aja di puskesmas, kalau di Laboratorium swasta bisa sampai 2 jutaan.

4. Ubo Rampe Pernikahan
Nah ini macem-macem,dari mulai undangan, suvenir, gedung, katering, baju, susunan acara, prosesi akad, dkk. No comment deh *tiba-tiba sakit perut, hahaha
PS: Ubo Rampe itu maksudku segala hal yang berkatian dengan pesta pernikahan, kalau arti sesungguhnya apa itu ubo rampe, aku nggak tahu :D

5. Cuti Nikah
Nah menurutku yang paling penting dari cuti nikah adalah: pastikan jadwal cuti kita dan jadwal cuti (calon)pasangan kita adalah sama...maksudnya, ngapain ambil cuti lama-lama kalau toh pasangan kita ternyata udah masuk kerja..bisa-bisa honeymoon tanpa honey ntar :D

Okee sepertinya itu dulu persiapan yang bisa (ingat) untuk diceritakan. Oh ya, kami juga telah membuat blog pernikahan di weddingannouncer.com (www.anas-wiwien.weddingannouncer.com). Sebenarnya kami cuma tau dari teman juga yang udah nikah dengan memanfaatkan website itu, tapi ternyata dari komentar teman-teman di buku tamu web kami, banyak yg bilang websitenya inovatif dan touching. Hehe, jadi mungkin bs dicoba ntar buat teman-teman yang berencana menikah juga, gratis kok websitenya!

Mohon doa teman-teman semoga rencana pernikahan kami lancar, dan pernikahan kami tersebut penuh berkah, penuh cinta, ketenteraman dan dirahmati oleh Allah SWT (sakinah, mawaddah, wa rohmah). Amiiiiin.

ps: gambar di atas diambil random dari Google, adalah gambar Halte Busway Dukuh Atas, tempat pertama kali kami bertemu kembali di Jakarta :p

Wednesday, January 19, 2011

Insya Allah Menikah

and with the warm heart and full smile, not to forget followed by submitting to God's will, I finally decide to accept somebody's plan to make a collaboration with the rest of my life...

*ternyata deg-degan juga nulisnya.

Daan..di antara posting blog ku yang sebelum-sebelumnya yang memang *gak*serius, mungkin postingan pertama di tahun 2011 ini menjadi yang paling serius sepanjang hidup saya.

Insya Allah saya akan menikah, teman-teman....

Saya tau mungkin akan ada beberapa pertanyaan yang muncul, dari pertanyaan "kapan" dan "sama siapa", hingga pertanyaan "kok bisa", hehe.

Mampir yaa bloggers....

http://anas-wiwien.weddingannouncer.com/

Mohon doa setulus hati semoga saya dan si mas mampu membentuk keluarga sakinah, mawaddah, wa rohmah dan mampu memberikan cahaya bagi kehidupan dunia akhirat. Amiiin.

Wednesday, November 24, 2010

Menabung


Beberapa hari terakhir, aku sedang giat-giatnya belajar tentang menabung dan investasi (baca: belajar doang,hahaha). Singkat cerita, kusimpulkan bahwa menabung dan investasi memang memerlukan upaya yang sungguh-sungguh, disertai niat yang teguh, dan tekad yang kuat *jiaah. Jadi tidak otomatis kalau penghasilan besar, pasti akan langsung bisa menabung. Tidak. Semua itu tergantung dari niat, tekad, dan rencana.

Dan benar saja..
Siang tadi aku pulang ke kantor dari acara meeting di luar, naik taksi, dengan argo yang harus kubayar 14 ribu sekian (anggaplah 15 ribu). Sesampai di kantor, kubayarlah supir taksi itu dengan uang 100 ribu yang merupakan satu-satunya uang di dompetku selain beberapa keping uang receh. Bisa ditebak, si supir taksi tidak ada kembalian, cuma ada 50 ribuan, dua lembar. Melihat taksi ku berhenti lama di depan loby, seorang bapak satpam yang kukenal menghampri kami, dan meminta taksi untuk maju karena ada mobil yang akan menurunkan penumpangnya di loby kantor juga. Maka kubuka lah kaca taksi, dan bapak itu menyapaku dengan "ada apa mbak?", maksudnya, kenapa aku nggak turun2 juga dari taksi dan malah dari tadi nanya2 ma si tukang taksi itu dan mengaduk2 isi tas ku. Spontan aku tanya dengan hopeless "Maaf Pak, bisa pecah uang nggak ya?" meskipun aku udah berfikir siapa lagi yang bisa kutanyain ya, karena maaf, aku nggak menduga pak satpam itu menyimpan uang pecahan sebanyak itu.

Tentu saja aku salah, bapak satpam itu langsung mengatakan "Oooh..punya mbak, sebentar..sebentar..." dan dia kemudian masuk ke pos satpam, sambil kuikuti di belakangnya. Dia mengeluarkan sesuatu dari lemari kecil di pos itu, dan akhirnya mengeluarkan lembaran2 uang seribuan, dua ribuan,lima ribuan, dan yang terbesar 10 ribuan, dan menjajarnya di meja. "Maaf mbak receh banget nggak papa ya?". Uang-uang itu sudah ditata rapi per-sepuluhribu (tau kan maksudnya? setiap 10 lembar uang seribu, dia membungkusnya dengan memberi lipatan sebagai penanda, juga setiap dua lembar uang 5ribu dilipat lagi, dst.). Dan singkat cerita, aku bayarlah transaksiku ke supir taksi dengan suksesnya.

Sepanjang jalan dari pos satpam itu menuju ruanganku, aku tak henti-hentinya salut dan malu pada pak satpam ku itu. Setelah melihat uang-uang itu, aku tau betul dr mana pak satpam itu mendapatkannnya. Sebagai orang yang menggunakan jasanya untuk menitipkan motorku dan meminta tolong mengeluarkan motor ketika terjepit motor lainnya di parkiran,aku tau uang-uang itu kemungkinan dari pemberian penghuni kantor yang membawa mobil dan motor. Pak satpam itu tentu saja nggak pernah meminta tips sama sekali, bahkan raut berharap di wajahnya pun tidak ada. Aku yakin kebanyakan pemakai kendaraan sepertiku memberinya bukan karena jasanya, tapi lebih karena kebaikannya, karena keramahnnya menyapa kami setiap pagi, ringan tangannya membantu kami, dan lebih karena kesyukuran kami apalagi ketikat tau bapak itu adalah satpam honorer saja, diantara puluhan satpam honorer dan negeri yang lainnya di kantor kami.

Ah, aku hanya ngak pernah menyangka, bapak itu mengumpulkan sedikit demi sedikit dari yang dia terima, sedemikian niatnya....

Betul, nabung yuk!!

PS: gambar uang di atas adalah uang recehan hasil penukaran

Friday, November 12, 2010

"Alhamdulillah, Terima Kasih Banyak..."

Sore itu aku pulang dari kantor seperti biasa menjelang maghrib, dan seperti biasa pula terhenti di pertigaan RSCM Salemba karena lampu merah plus banyaknya mobil dan motor yang pulang dari kantor. Saat itu hujan gerimis cukup membasahkan, dan kulihat berderet-deret penjual Bakpao dengan gerobaknya berjajar di pinggir jalan, berharap kendaraan yang terjebak macet lampu merah melarisi dagangan mereka.

Salah seorang penjual berhasil menyita perhatianku selama berhenti di lampu merah itu. Dia berdiri dekat dengan gerobaknya di trotoar jalan, merapat pada payung yang dia letakkan di atas gerobak, meski demikian, tentu saja kaos bagian belakangnya tetap basah kena percikan hujan yg terus menerus. Pandangannya lurus ke arah kami, ke arah kendaraan yang berjajar berhenti di jalan,mukanya terlihat tenang, tidak kemrungsung, tidak pula emosi (beda dengan kami yang mungkin wajahnya akan terlihat emosi/jengkel krn macet). Pandangannya terlihat sangat fokus kepada kami, memperhatikan kalau2 ada gerakan sedikit dari kami yang mengarah pada "Pak beli satu, Pak". Tapi tidak, tidak ada yang memanggilnya, yang mengacungkan jarinya/melambaikan tangan untuk memberi perintah dilayani beli bakpao. Dan melihat muka bapak itu, dia sangat tenang dan damai, seolah dia memaklumi kami yang tidak mau membeli bakpaonya, sangat menyadari bahwa mungkin kami tidak lapar, kami malas kehujanan menjulurkan tangan memanggil bakpao. Sama hal nya denganku, memakai mantol di atas motor, membuatku sangat kerepotan untuk mengambil dompet dari tas, merubah posisi mantol yg bisa membuat air akhirnya membasahiku, dan tentu saja, aku sedang tidak lapar atau apalagi kepingin Bakpao. Ah..tapi bapak itu hanya memandang kami dengan tenang, matanya tetap lurus memperhatikan kami dengan seksama, hatinya tenang walaupun nampak raut pengharapan dari wajahnya.

Dan beberapa detik sebelum lampu hijau, akhirnya kuputuskan untuk melambaikan tanganku, lalu mengacungkan satu telunjuk, sambil mulutku berintonasi jelas, tanpa bersuara (krn ga akan dengar) "rasa kacang hijau", kataku. Dan benar saja, Bapak itu langsungggggg bergerak seperti kaget, membuka panci tempat bakpao dikukus, cepat2 mengambil kertas pembungkus bakpao, dan BERLARI ke arahku, karena saat itu sudah lampu hijau. Dari jarak beberapa meter dia sudah melihat bahwa aku mengeluarkan uang 10 ribuan, maka dia menuju ke arahku sambil merogoh saku2 nya untuk memberi ku kembalian (aku udah tau kalau harga satu bakpao = 5 ribu).

Dan ketika akhirnya dia tiba di tempatku, menyerahkan bakpao, dan kuserahkan uang sepuluh ribuan dg mengatakan "Ambil kembaliannya, Pak", spontan dia langsung berucap "Alhamdulillah, terimakasih banyak mbak.." sambil memberikanku wajah yang sangaat cerah, yang cahayanya memasuki hatiku hingga membuatku sangaat bahagia, jauuh lebih bahagia dari terakhir kali aku menerima uang yang berpuluh2 kali lipat lebih banyak jumlahnya.

Dan basah setelah hujan sore itu, berhasil meneduhkan hatiku.

Ah.....

Friday, November 5, 2010

Telepon Ibu

Gambar Jalan Kaliurang Saat Hujan Pasir dan Abu, diambil dari Kompas

Jumat, 5 November 2010.

Baru saja aku telpon ibu. Semalam, tivi-tivi menyiarkan siaran langsung mengenai letusan Merapi di tengah malam. Suasana jalanan di jogja terlihat sangat padat, orang2 mengenakan Mantol yang tertutup abu, dengan motor penuh abu, kaca mobil juga ber-abu. Ku-sms orang tua dan adik-adikku di Jogja, tidak ada yang membalas. Kutelp juga tidak diangkat. Hal itu justru membuatku sangat tenang, karena aku yakin mereka tengah tidur. All is well. Dan lagi-lagi aku kembali harus meyakini bahwa Media tidak cukup meng-cover both side, yaitu walaupun 20 KM dari puncak Merapi adalah wilayah bahaya dan harus dievakuasi, tapi Media tidak mengatakan bahwa masih ada 50 KM lebih di Jogja yang masih aman, yang tidak sebahaya itu. Dan benar saja,pagi tadi Ayah, Ibu dan adik2 beruntun membalas smsku, mereka bilang sudah di sekolah, masuk seperti biasa. All is well.

Dan sambil memakan sarapan pagiku yang telat beberapa menit lalu, aku telpon Ibu. Suaranya tidak begitu jelas karena ibu pakai masker di dalam rumah, dan ternyata seluruh sekolah diliburkan,ibuku sudah pulang, ayahku dan adik adikku sudah di rumah juga. Memoriku langsung berlari pada tahun 2006 saat gempa Jogja dimana kami serumah cuma bisa berdiam duduk di teras semalaman, walaupun mulut kami bercerita tentang apa saja, tapi hati kami tak berhenti gemetar mengingat-Nya, itu terlihat dari muka kami yang sangat pucat pasrah dan tidak fokus pada pembicaraan yang sebenarnya hanya untuk "nylamur" itu. Dalam telponnya tadi, ibuku mengatakan "agak seperti itu suasananya..", ketika aku bilang teringat tahun 2006.

Aku teringat, tahun 2006 itu banyak hal tidak mungkin,ternyata bisa terjadi. Aku nggak mau menampik fakta bahwa sebagian masyarakat Jogja masih menganggap "selagi ada Raja, Jogja akan baik-baik saja". Tapi toh, gempa itu juga merusak sebagian Kraton. Kami yang menganggap bahwa kami kuat, bisa melakukan apa saja, membantu korban Tsunami di Aceh yang jauh pun kami bisa, tapi tahun 2006 itu bahkan kami tidak bisa membantu tetangga kita sendiri, bukan karena tidak mampu lagi memberikan apa yg kita punya, tapi karena ada yang mengunci lutut kita,lemas, shock, kaget, tak menyangka kejadian ini bisa menimpa kami.

Perlahan, kami-atau mungkin tepatnya aku, mulai menerima fakta bahwa banyak hal di luar kuasa kita. Ah ya, tau maksudku kan? Betapa banyak kita telah belajar tentang percaya kepada kuasa Tuhan, tentang Iman, dan bahkan mengatakan bahwa bahwa kita Islam (yang berarti "submission", penyerahan diri) masih saja terkaget-kaget dengan tanda-tanda dari Yang Kita Imani. Atau lebih parahnya, ternyata justru tanda-tanda alam seperti itu yang membuat kita tertunduk lagi, patuh lagi, berserah lagi....

Tuhan,
Kiranya Engkau berkenan,
kuatkanlah keyakinan kami akan pertolonganMu,
akan kasih sayangMu lewat hembusan udara bercambur abu,
akan pengajaranMu tentang ingatan kami sebelum dilahirkan,
ketika Engkau bertanya "Apakah aku ini Tuhan-mu?"
dan kami menjawab "Benar, Engkau adalah Tuhan kami. Kami menjadi saksi"
Sehingga kami terus ingat janji kami, terus mengimani, dan berserah diri.


Namun Tuhan,
jika kiranya permohonan kami ini terlalu mewah bagi kami,

maka cukupkanlah kami dengan berucap laa haula wala quwwata illaa billaah.

Tuesday, October 19, 2010

Oleh Oleh dari Sana Sini

Haloooo...lama sekali saya tidak ngeblog sodara-sodaraa *sambil mbersihin sarang laba-laba*

Ada banyak hal yang terlewati,entah karena kesibukan bekerja *dan bermain*, tapi lebih banyak karena meninggalkan jakarta selama sebulan terakhir ini, dan ini beberapa dari oleh2nya:

1. Palembang
Palembang menjadi kota yang akhirnya menegaskanku bahwa pada dasarnya pusat kota-kota di Indonesia memiliki karakteristik yang hampir sama antara kota yang satu dengan lainnya. Tentu, jika kita melongok ke sedikit saja ke pedalaman Palembang, pasti sudah mulai terlihat perbedaan. Tapi yang kubilang pusat kota di sini adalah rute dari Bandara ke hotel di pusat kota, pusat-pusat pemerintahan, dan pusat perbelanjaan (isi mall-nya: McD, KFC, Matahari, StarBuck, XXI,dkk) semua setipe lah, sama majunya, sama tata kota *semrawut*nya, dan jenis-jenis mobil yang lalu lalang di jalan. Mungkin yang membedakan adalah seberapa luas kemajuan kota tersebut, misalnya kalau di Palembang radius 3 KM dari pusat kota sudah bisa ditemui pedesaan, tetapi di Medan misalnya, perlu radius 5 KM dari pusatnya. Mungkin. Tapi setidaknya hal ini membuatku sedikit lega bahwa setidaknya kemajuan masih dinikmati secara relatif sama, walaupun hanya di kota-kota besarnya saja. tinggal tunggu waktu aja kali ya, sampai kapan kemajuan itu akan menyebar ke wilayah yang lebih luas *entah kapan*

"Benteng Kuto Besak"
Seorang teman mengomentari fotoku dengan "wah sempat ke BKB juga ya?" yang awalnya kufikir, for some*superclever*reasons, BKB kepanjangan dari BangKa Belitung

"Kebanggaan Kota"
Menurutku ada yg harusnya lebih dibanggakan dari Jembatan Ampera, yaitu ruang terbuka di sekitarnya yang biasa digunakan untuk event-event besar,olahraga, atau sekedar jalan-jalan sore menikmati *coklatnya*air sungai musi,hehe. But you've got my point kan?all city need open space for its people!

2. Pontianak

Pontianak menjadi spesial karena menjadi kota pertamaku menginjakkan kaki di pulau Kalimantan, dan sedikit banyak akan menentukan impresi pertamaku terhadap kalimantan *ah tp semoga tidak lah. Hal pertama yang membuatku terkejut adalah, ternyata hampir semua rumah di Pontianak tidak menyentuh tanah! Ajaib! Tanpa bantuan jin atau sim salabim jadi apa prok prok prok *aduh jayus bgt deh aku*. Jadi karena tanah di Pontianak cenderung berawa dan selalu tergenang air sepanjang waktu (banyak atau sedikit), maka mereka membangun rumah dengan model panggung dengan pilar kayu besi (sejenis kayu yg semakin kuat kalau terkena air) dan baru membuat pondasi cor di atas pilar-pilar kayu itu. Hal ini membuatku kaget karena rumah-rumah itu kelihatannya seperti rumah normal dengan pondasi beton tertanam di tanah, tetapi kalau didekati lagi makan akan terlihat bahwa rumah tersebut beberapa centi di atas tanah dan beberapa pilar kayu terlihat di sana. Ahh, harusnya aku ingat pelajaran SD bahwa rumah adat daerah Kalimantan Barat adalah Rumah Panggung (eh iya bukan sih? hahaha).

"Sungai berkelok di tengah kota pertanda bahwa kita berada di Kalimantan" :D


"Ga berasa kan kalau ini di Pontianak? Kan udah kubilang pada dasarnya kota-kota besar di Indonesia relatif sama"
*btw gambar yang ada di samping tulisan itu Tugu Khatulistiwa, just in case ada yg penasaran :p

3. Manado
Hal yang paling menarik dari kota di paling ujung utara pulau Sulawesi ini adalah, tentu saja, BUNAKEN ;-)
Dan yang harus kuakui dengan jujur *dan dg sangat maluuuu* adalah awalanya kufikir Bunaken itu adalah pulau dengan pasir putih yang bersih, ombak kecil yang indah, angin sepoi yang semilir dan memiliki cottage-cottage ramai selayaknya di Bali dan Lombok (Ok, aku blum pernah ke Lombok sih). Tapiiii ternyata....Bunaken (hanyalah) pulau singgah untuk menyewa peralatan snorkling dan diving, tempat beli oleh2 kaos dkk, dan mungkin museum Taman Nasional Bunaken. Ada sih beberapa cottage, satu cottage sangaaattttt mahal dan lainnya cottage yang kurang layak. Ahhhh kecewaaa...
Tapi memang, keindahan taman lautnya membayar semua kekecewaanku...Jadi yang harus dilakukan utk menikmati Bunaken adalah menyewa kapal dari Pelabuhan Manado dan melakukan snorkling dan atau diving di taman lautnya.

Ada yang harus kuceritakan tentang bapak ini.
Namanya Pak Lodeh, dia adalah pengemudi kapal umum yang kami tumpangii, dia rutin mengangkut penduduk (bukan wisatawan ya) ke Pulau Bunaken sehari-harinya. Penumpang membayar 10.000,dan ada kurang lebih 10-15 orang di kapal (tanpa pelampung). Jadi penghasilan dia Rp.300.000 per hari (asumsi sehari satu kali PP dengan penumpang penuh, jarang bisa laku sehari dua kali PP krn pasar dia adalah penduduk setempat), dipotong biaya solar Rp.200.000. Matanya tidak bening,warna yang seharusnya putih menjadi kecoklatan kusam, pendengarannya sangat kurang, kita perlu berteriak supaya dia mendengar (aku pernah hampir tenggelam saat snorkling dan dia mengira aku tertawa, padahal teriak-teriak minta tolong). Sehari bersamanya, akhirnya kami (aku kesana bersama Theresia), menyimpulkan bahwa kemungkinan matanya rusak karena sering terkena air asin (masuk ke laut memasang jangkar kapal dg mata telanjang tiap hari), dan pendengarannya kurang karena sepanjang hidupnya berada di samping mesin kapal yang bersuara amat sangat keras . Semakin aku mengenal dia, semakin aku menyadari betapa banyaknya orang seperti Pak Lodeh ini, dan fikiran yang selalu menggangguku selama sehari menyewa kapalnya adalah tau kah dia bahwa aku seharusnya ikut bertanggung jawab atas kemajuan dia dan wilayahnya?

"Kita difoto dong, biar difoto sama orang jakarta dan kenang-kenangan dibawa ke jakarta"
Kata mereka ketika kami akan berpisah (kurang lebih begitu kata-katanya, tetapi mereka menggunakan campuran aksen Manado). Mereka adalah penumpang kapal umum yang pergi bersama kami, mereka datang ke Bunaken untuk datang di upacara Lebaran Ketupat.

Tak Pernah Protes pada Keadaan
Ini adalah yang sehari-hari dilakukan penduduk setempat ketika menggunakan kapal: saat sudah sampai di tempat tujuan, kapal tidak bisa sampai menyentuh daratan, sehingga mereka harus melinting celana, menenteng sendal, bahkan gendong2an dan membawa baju ganti supaya tidak basah menyeberang pantai ke tempat tujuan. Mereka bukan turis, dan pergi ke Bunaken untuk berbagai keperluan (mengunjungi Saudara dan ikut upacara), dan ini sudah jadi keseharian mereka. Ajaibnya, mereka melakukan ini sambil tertawa-tawa seolah menyenangkan sekali. Ah, aku jadi malu ketika sekali waktu pulang dr kantor kehujanan dengan kaki basah dan sudah merasa menjadi orang paling menderita sedunia.

"Jembatan kayu dari Hotel menuju ke pantai : ide yang cerdas!"

"and finally: snorkling!"
btw itu lagi pose buat foto aja ya, aslinya kalau snorkling badannya tengkurep :p

4. Puncak, Bogor
Pergi ke Puncak dan berjalan di antara perkebunan teh merupakan impianku sejak SMP (ah baru setaun yang lalu sih ya, yeaaahhh :p). Dan ketika hal itu terwujud, ada satu hal yang sangat terasa: tidak ada yang lebih indah dan mendamaikan daripada menikmati keindahan alam, hamparan bukit kecil teh yang hijau, menikmatinya dengan flying fox dari atas, atau menyusuri pematang perkebunan teh dengan menunggang kuda. dan semua itu ada di Tea Walk Gunung Mas, Bogor (biarin lah promosi dikit, emang pantes soalnya!). Dan ketika udara pagi di perkebunan teh itu membuatku menyadari betapa Maha Kasih Sayangnya Tuhan dalam tiap udara segar yang Dia izinkan kita hirup.

"Ach...."

dan lagi-lagi, aku harus "terganggu" dengan penghasilan Bapak Petugas Kuda
Mereka hanya bekerja sabtu dan minggu karena kalau hari kerja nggak ada orang yang berkunjung, dengan sekali sewa kuda 25 ribu, dan dia harus mendampingi kudanya kemanapun si penunggang membawa, sementara dia hanya mendapatkan 30% dari total penghasilan hari itu, sisanya disetorkan ke pemilik kuda. dan ketika ku tanya mengapa bapak itu tidak membeli kuda sendiri, dia menjawab "Mahal kak, harganya 15 juta, dan kalau mau nyicil harus DP 5 juta". Pak, itu masih tak terjangkau ya untuk Bapak yang sudah bekerja 20 tahun di sini?

Thursday, September 2, 2010

tentang sebuah kegelisahan kecil ini


Sore itu aku pulang kantor tepat beberapa detik menjelang adzan maghrib. Karena saat itu aku sedang nggak puasa, jadi pulang saat jam maghrib adalah pilihan tepat, tentu saja karena jalanan akan sangat sepi. Ada beberapa orang yang lalu lalang di halaman kantor, kebanyakan dari mereka adalah para OB (office boy) yang membawa bungkusan2 plastik dan beberapa minuman pembuka puasa dalam gelas plastik (kolak, bubur biji salak, dll). Pasti mereka sedang dimintai tolong untuk membelikan makanan buka puasa oleh para atasan di kantor yang masih harus lembur.

Tepat saat aku berada di gerbang halaman kantor, adzan maghrib mulai berkumandang. Dari sisi trotoar di luar pagar kantor, kulihat seorang bapak OB, bertubuh kecil dan usia hampir 50an, yang awalnya jalan kaki, dan buru2 berlari cukup kencang ketika mendengar suara adzan pertama kali. Digenggamnya erat kedua bungkusan plastik besar di tangannya sambil terus berlari memasuki gerbang, melewati halaman dan masuk gedung kantorku. Ahh, tanpa dia katakan, aku sangat paham apa yang ada di fikirannya: keinginan yg sangat kuat untuk mengejarkan makanan berbuka bagi siapapun yang saat itu menyuruhnya. Dan mungkin dari sejumlah makanan itu, tidak ada yang dia beli untuk dirinya sendiri, mungkin dia sudah membawanya dari rumah. Dan mungkin juga, siapapun yang menyuruh OB itu, hingga saat ini nggak pernah tau kalau ada yang pernah berlari-lari untuknya, demi dia bisa berbuka tepat waktu.

Betapa sore itu, aku diajarkan kesungguhan dalam menunaikan tugas, menuntaskan pekerjaan, dan tentu saja, pelajaran tentang ketulusan pengabdian.

Dalam perjalanan pulang sore itu, tak henti-hentinya kutanya pada diriku sendiri, sejauh apa kesungguhanku dalam memenuhi tugas dari yang menyuruhku. setulus apa pengabdianku pada yang telah mempercayaiku. Terkadang aku merasa, bahwa negeri yang telah menyuruhku, memberiku tugas, dan mempercayaiku ini, cuma bisa pasrah, tanpa marah, walau mungkin sangat gelisah, melihat orang2 kepercayaannya tidak begitu mencintainya.

Tuhan, lindungi jalanku.

Thursday, August 12, 2010

Ulang Tahun ke-25


"Dalam doaku subuh ini,
kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata,
yang meluas bening siap menerima cahaya pertama

Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala,
kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa,
yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin

Dalam doaku sore ini,
kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis,
yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu

Maghrib ini dalam doaku,
kau menjelma angin,
yang turun sangat perlahan dari nun di sana,
bersijingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi

Dalam doa malamku,
kau menjelma denyut jantungku, yang setia mengusut rahasia demi rahasia,
yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku

Aku mencintaimu,
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu”


(Sapardi Djoko Darmono, Dalam Doaku--dengan beberapa pemotongan, versi lengkapnya di sini)

dan beberapa sesaat setelah dua puluh lima doa yang telah kutuliskan, aku mendapati foto ini baru saja di-upload, dengan judul :

"My best birthday present"


Ok, selamat ulang tahun ke-25!
btw teman-teman, tau kan aku nggak sedang membicarakan ultahku? (I'm still not that old :D)

Thursday, July 22, 2010

Escape from Jakarta: Aceh and Semarang

Aceh

Alhamdulillah, akhirnya hari itu datang juga. Tapi mungkin, inilah saatnya aku memberitahu alasan sebenarnya kenapa pengin ke Aceh sejak beberapa tahun lalu.
Aku ingat banget, waktu itu tahun 2006, tahun yang istimewa buatku karena banyak hal atau pengalaman pertama yang kualami. Termasuk dipertemukan dengan Ibunya temanku yang akhirnya memberi banyak inspirasi dalam hidupku. Jadi beliau adalah seorang dosen, dan singkat cerita membuatku *berani lagi* untuk bermimpi jadi dosen. Sejak kecil dulu aku pengin jadi dosen, tapi pas pertama kali masuk kuliah ternyata temen2nya pinter-pinteeeer bangeet, masya Allah...jadi langsung keder dan bercita-cita entah-jadi-apalah-entar. *parah deh*
Nah, bertemu dengan si ibu ini, membuatku kembali sangat menginginkan jadi dosen, dan melihat cara dia yakin padaku, membuatku berfikir bahwa mungkin aku (masih) bisa, si ibu aja percaya aku bisa, masa' akunya nggak. Nah intinya lagi, sejak saat itu aku mati-matian lagi belajar, semangat ngerjain tugas, rajin baca koran halaman internasional, dan seterusnya...

Ga berhenti di situ saja, saat itu, si ibu ini juga melakukan konseling psikologis di Aceh untuk korban Tsunami (well, bisa ketebak kan dia dosen apa). Dia beberapa kali bercerita tentang situasi di aceh saat itu (masih di tahun 2006), juga sesekali membawakanku jilbab melayu, dan tas khas aceh. Hal itu membuatku merasa sangat dekat dengan Aceh, dekat sekali. dan semua yang beliau lakukan di Aceh menginspirasiku untuk bekerja bagi kemanusiaan. Bener-bener deh saat itu aku baru terbuka bahwa ada orang2 yang mengorbankan dirinya untuk bekerja bagi orang lain, untuk sepenuhnya mendedikasikan kehidupannya untuk orang lain. Saat itu aku baru tersadar bahwa ada pilihan-pilihan bagi kita, yang hidup sehat dan cukup dan dalam situasi normal, untuk menjadi relawan. Hal itulah yang kemudian mendorongku untuk berani bergabung dalam tim relawan untuk anak2 di Klaten saat terjadi gempa jogja tahun 2006.

Hingga tahun 2007, karena satu dan lain hal, kami sudah tidak bisa bertemu lagi. Tapi aku ingin menyimpan semua itu sebagai kenangan yang baik, yang setidaknya telah ada dua hal besar yang menginspirasiku. Dan saking besarnya keinginan untuk mengenang kebaikan beliau, aku jadi ingin meniru segala kebaikan yang beliau lakukan. Untuk jadi dosen, waktu itu belum saatnya kan masih awal-awal kuliah, maka jadilah aku kepikiran terus sama Aceh...Aceh..dan Aceh...

Ah dan sekarang akhirnya sudah ke Aceh. Banyak hal udah berubah, termasuk aku udah nggak bisa lagi bertukar cerita dengan si ibu tentang Aceh (dimana itu adalah hal pertama yg ingin kulakukan kalau bisa ke Aceh saat itu). Juga, udah nggak relevan lagi tentu saja menjadi relawan kemanusiaan di Aceh.

Ah ya sudah, malah jadi melow..terlepas dari semua itu, dalam perjalananku ke Aceh kemarin, membuatku tersadar betapa besarnya peran sesorang ketika dia mampu jadi inspirasi.
Oh ya, ini beberapa foto dari Aceh, cuma 2 hari dan keliling-keliling ke banyak kelurahan untuk memastikan ini itu, but here I show the fun parts ;-)

Masjid Baiturrahman menjelang Maghrib yang baru datang pukul 7 malam :)

Pelataran masjid yang selalu ramai untuk bercengkerama tiap sore
*alamak bahasaku

di dalam masjid : putih cantik :)

Rumah bantuan tsunami
satu kampung bentuknya bisa sama semua, tapi beda kampung bisa sangat beda, tergantung negara donornya mana...

saat tsunami, kapal ini terbawa arus hingga ke daratan

still...aceh is Indonesia, see... the flag is everywhere, hehe
keep being united yaaa *dasar lulusan fisipol

Semarang

Nah, believe me or not, dari semua kota yang pernah kuceritakan di blog ini, aku memasukkan Semarang sebagai kota yang paling cantik!!

Semarang is super pretty, didukung oleh topografi daerahnya yang berbukit2, menjadikan semarang sangat indah karena menawarkan banyak view bagus dari atas bukit. Misalnya, jika kita pergi ke kampus terpadu UNNES, dalam perjalanan kita akan melihat kota Semarang dari atas! dan bisa dibayangkan kalau kita melihatnya di malam hari? Full of lights!

Belum lagi Semarang juga punya daerah pantai yang landai. Saat itu kami sempat makan di Kampung Ikan, sebuah restoran yang sangaaaaat cantik, di pinggir pantai, restoran modern yang sangat bersih, dengan lampu temaram, saung-saung dari kayu, semilir angin, live music, ahh...perfect! *oh ya, buat yg gak begitu peduli dengan suasana restoran, cita rasa makanan di restoran ini juga superrr enakk..---ah jadi inget cumi krispy nya...
Dan satu hal sangat menarik lagi, Semarang merupakan kota kolonial juga di zaman Belanda dulu. Maka bangunan-bangunan tua *yang bagiku terlihat sangat eksotis* masih mudah ditemui di beberapa sudut kota. Saat itu sempat main ke Lawang Sewu (ikut tour yang malam hari!), dan membuatku selalu amaze dengan bangunan-bangunan tua: megah dan cerdas!

Overal, aku merasa hommy dengan Semarang. Mungkin karena separuh semarang adalah mirip Jogja (bangunan tua nya, tata kota Belandanya), dan separuhnya lagi sudah punya fasilitas kayak kota besar misalnya Jakarta (taksi blue bird, express, busway, jalan raya nya besar-besar).

Sayangnya, aku lupa buat bawa kamera ke Semarang, hahaha...
Jadi, ini dia gedung Lawang Sewu Semarang tempo dulu, didapat dari om Google:

Wednesday, July 7, 2010

Resep Ibu dan Teman2: Fish n Friends

Hari ini aku mengkategorikan tulisanku di blog ke dalam beberapa label *baru tau caranya*, misalnya nih ada label jalan-jalan di jakarta, family, escape from jakarta (cerita tentang jalan2 ke daerah), dan beberapa label lainnya. Juga, dengan malu-malu kubuat juga label dengan judul "si mas". Hihiii...semoga ntar makin banyak tulisan bagus di label itu yah..*pipi jadi merah*

Trus yang bikin aku tertohok adalah...hanya ada satu tulisan di bawah label "belajar masak". Yaah, ketahuan banget kan kl aku belajarnya lamaaa...udah beberapa bulan baru di-update lagi sekarang. Baiklah, ini dia hasil-hasil dari merayu wajan dan panci untuk berteman dengan saya...

Berawal dari tulisan masakan sebelumnya yang bertema sayuran, kali ini aku bertekad untuk memasak "benda-benda" lainnya, misalnya ikan, daging, trus sempet juga itu mbayangin masak ayam dari awal, mulai beli ayam yg masih hidup, trus disembelih, dibersihin bulunya..daaaan *malah gak jadi masak*. alhasil, niat itu kubatalkan.

1. Ikan-Goreng-Cabe
Pilihan pertama ku pun jatuh pada ikan dimasak disarden, selain karena rasanya unik campuran asem pedes, juga karena ibuku paling sering masak ikan dg cara begini (baca: ibuku doang yg masak, aku ga pernah :D). dan tentu saja, ini cara yg pualing gampaaaang *teteeuup*.

"Niatnya mau bikin ikan sarden, tapi ternyata ga punya saos tomat :D"
Cara membuat:
tumis bawang putih, cabe merah, tomat,trus ikan (lebih baik sebelumnya digoreng dulu bentar), trus garam n gula pasir dikit, trus saos tomat.
Nah, pas udah masak aku baru nyadar kl ga punya saus tomat, haha.... Tapi udah enak kok kayak sarden beneran, bentuknya aja yang cuma kayak ikan-goreng- cabe *maluuuuu

2. Spaghetti Bolognaise
Berawal dari melihat blognya shinta, temenku SMA yang baru saja menikah bulan lalu (semoga pernihakannya berkah, amiiin), aku jadi pengin ikutan bikin spaghetti karena *lagi-lagi* caranya kelihatan gampaaang, tinggal masuk2in aja..hehe ketahuan kan niatnya. Cuma karena kelihatannya waktu itu shinta bikin spaghetti carbonara yg pake susu n krim sgala, jadi kutanya lah temenku kantor Indah buat bikin yg spaghetti bolognaise, yang tentu saja bahannya lebih simpel. hehe.

"Ga punya parutan keju" :D
Cara membuat:
tumis bawang putih, bawang bombai, tomat, daging, jamur, saus tomat, sedikit saus cabe, sedikit saus bolognaise La Fonte (utk penguat rasa aja).
Tadinya mau dikasih paprika, tp pas lihat harganya di Giant, 1 buah paprika=40 ribu *mengelus dada*. Trus udah deh dikasih keju atasnya.
Kalo kata si mas, keju nya juga enak kl skalian ikut dimasukin adonan saus. Oh ya, jangan lupa tadi masaknya sambil merebus pasta spaghetti :p

3. Rolade Daging Asam Manis
Nah, kali ini nyontek resep dari blognya mbak wiwit, si ibu yang cantik teman kantor dulu pas aku masih kerja*magang* di UGM. Lagi2, tertarik mencoba ini karena mbak wiwit nulis kalo cara bikinnya gampang banget, hehe teteuup. apalagi krn rolade itu sendiri aja udah enak, jadi setidaknya gak begitu was2 kalaupun aku gagal membumbuinya :D

"Rolade Belanda" (karena-entah kenapa-jadi berwarna oranyee banget, haha)
Cara membuat:
Tumis bawang putih, bawang bombay, tomat, masukkan rolade yg udah digoreng bentar, trus tuang saos tomat, kasih garam gula seperlunya.
Jadi deh!--emang gampang beneran mbak! :D

4. Oseng-Oseng Terong
Naah...ini adalah masakan favorit keluargaku di rumah, dari bapak ibuk sampai adik2ku suka semua. Entah karena terong itu enak, atau karena ibuku pinter masaknya. Dan *setelah telpon ibu* inilah oseng2 terong itu

"Terong ditambah teri oleh-oleh dari si mas"
Cara membuat:
standar masuk2in aja bawang merah, bawang outih, tomat, cabe, terong yg udah digoreng bentar, trus teri. Sudaaah...
Rasanya? untungnya setiap kali makan, aku pas lapar..jadi yaa pasti dimakan lah :D

Nah...sudah, demikianlah penyajian ikan dan teman2nya...semua itu bisa dipadukan dengan tumis kangkung dan tempe mendoan *lokal banget rek istilahku

"Tumis Kangkung"
(aku inget waktu itu rasanya keasinen :D)

"Tempe Mendoan"
(lagi-lagi, yang ini juga keasinen :D)

Okee...sudah dulu ya edisi kedua kali ini. Kalau ada yang punya resep bagus (dan tentu saja gampang!!), bagi2 yaaa....bisa kirim ke emailku di wiwin_only@yahoo.com *serius banget aku mintanya ya, haha.

Alhamdulillah, semoga nantinya bisa "buka warung makan dari dapur sendiri". Amiiiin.

Monday, June 21, 2010

Ten Tiny Little Things I Just Knew (part #1)

  1. born to make people laugh (with smart jokes!)
  2. belajar renang sejak SD (hebat kayak bule nih :D)
  3. slim fit user
  4. ga minat ma lodeh jogja karena berasa maniis (hihi baru sadar saya)
  5. kalau makan dikunyah lama, mungkin 33 kali (harus kucontoh)
  6. navigator jalan yang handal, dengan modal ingatan yang tajam dan (sedikit) bumbu sotoy
  7. tau lagu "duh denok gandulane ati.." (*doh jangan2 tiap hari nyanyi ini :D)
  8. bisa mbenerin meja yang rusak
  9. daya ingat tajam, meski kelihatannya gak ndengerin :p
  10. bisa masak juga ternyata... (woow!!)
Can't stop smiling whenever I see this picture :) :)

Thursday, June 17, 2010

Ya Allah,Yang Maha Pembolak-Balik Hati...

...tolong pegangi hati hamba ini.

Wednesday, June 9, 2010

SMS dari Adikku Agung

From: Agung, dek
Mbak bukune mbak wiwin sing nang rak judule "BARENSTARK! Englisch Worterbuch fur kinder" kae ta silih ya? Karo CD-ROM sekalian ta buka ya mbak?

karena aku sedang tengah2 mengerjakan sesuatu di kantor, jadi kujawab aja singkat:
Oke, siip. Pake aja dek agung. Emang bwt apa?

dan dia langsung balas:
From: Agung, dek
Aku gek akeh penasarane tentang kalimat inggris mbak. Nang kamus paradox komputer ra ketemu. Malah di rak bukune mbak wiwin nemokke buku kae mau mbak.


Seneng bgt rasanya mbaca sms itu, sambil mbayangin adikku yang lg sendirian di rumah, ga ada kerjaan krn tinggal nunggu hasil ujian akhir kelas 6, trus dia clingak clinguk di rak buku ku dan memutuskan utk belajar. my smart boy!

Maka dengan cepat dan excited langsung kubalas:
Okee, siip, met belajar dek agung, itu di CD nya juga ada lagu nya yang buat belajar bahasa. Ntar mbak wiwin dikasitau ya udah belajar apa aja.

dia gak membalas lagi....
maka sambil menunggu-nunggu ada sms datang lagi, aku membaca lagi sms dari adikku itu, kucermati dan aku tertohok saat membaca ulang sms dia: Aku gek akeh penasarane tentang kalimat inggris mbak (aku lagi banyak penasaran tentang kalimat bahasa inggris).

Maka cepat-cepat kukirim sms lagi ke dia:
Deeekkkk....itu buku belajar bahasa jerman, bukan inggris!!!!!

Enstchuldigung, dek!
semoga dia belum terlanjur ngeyel sama guru bahasa inggrisnya untuk memperdebatkan bhs inggris buku itu buch atau book.
*doh

Thursday, June 3, 2010

Escape from Jakarta: Medan and Jogja

Medan

Akhirnya, Medan menjadi kota pertama yang kuinjak di Pulau Sumatera. Hal paling istimewa dari Medan buatku adalah karena kota ini merupakan kota terdekat dari Aceh. Hehe, lagi lagi, Aceh is still not my destination YET. Oh tell me quando quando quando... *malah nyanyi*

Nggak banyak yang bisa kukatakan tentang Medan, selain hanya dua hari di sana, juga karena selama dua hari itu aku kebanyakan harus berada di dalam ruangan. But, first impressions were good: jalan rayanya luas dan bersih, nama-nama orangnya sangat khas, bolu merantinya enak, dan jus terong belanda-nya okee laaah :)

Malamnya, aku dan teman2 sempat makan di Merdeka Walk. Itu semacam tempat makan outdoor di yang berjajar memanjang, dengan food stall/gerai makanan di sampingnya. Letaknya di bawah pohon dengan lampu hias warna warni di dahan pohon, kursi2nya bersih dari stainless/kayu. Suasana outdor kayak gini selalu membawa kita ke suasana tempat makan di negara maju di kawasan tropis, atau di negara dengan 4 musim di kala musim panas :)
*doh kejauhan mbayanginnya
Mengenai makanannya, beragam lah. Tapi aku termasuk orang yang memberi nilai lebih pada suasana tempat makan,daripada rasa makanannya itu sendiri. hehe, aneh ya. Dan Merdeka Walk termasuk yang memenuhi kriteria ku itu!

"Merdeka Walk"

"Cara Menemukan Kiblat di Hotel:
1.Telpon Mbak Reseosionis
2. Buka Laci Meja deket jendela
3. Tanda Panah Hijau Kiblat akan muncul di dalam laci" LOL


"at work"

"Medan at night : city of lightening pearls"

Jogja

Nah, perjalanan kali ini berlipat kali lebih istimewa buatku. Selain tertarik dengan acara yg akan kuikuti di Jogja, juga karena Jogja is still my home, my sweet home.
Dan benar kata Katon Bagaskara dalam lagunya tentang Jogjakarta: "masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna......"
Dan, ini yang tertinggal selama hampir seminggu di Jogja (karena ditambah libur long weekend), tentu saja yg pas kerja ga usah lah ya. hehe.

"Pegunungan Menoreh?"

"100% Merbabu dan Merapi"

"Ramayana Ballet di Pelataran Candi Prambanan"

"Adegan Anoman Obong"

"Dibooking adikku utk Sepedaan pagi di sepanjang selokan mataram dan Van der Wijk"


"Dibooking adikku utk nonton nasyid, dia jadi manajernya. Jadi kalau ada yg punya hajatan, nikahan, dll, kasitau ya...I strongly recommend this vocal play. Awesome!"

"Ditutup dengan makan bareng.
Ehehe, ini para kurcaci difotoin oleh ibu apa bapak ye lupa :D"

Dan ketika kembali lagi ke Jakarta, I feel so recharged!
Semoga perjalanan ini membuat ku kaya : kaya hati, kaya pikiran, dan kaya akan perspektif dalam memandang kehidupan.
Dan semoga selalu ingat bahwa kehidupan ini adalah sebuah perjalanan, yang panjang, dan (harus) bertujuan.


Amiin
:)

Bukannya bermaksud mellow....

But somehow this song is so much true :)

Enjoy, it's another Taylor Swift's song, "You Belong With Me"

---------------------------
You're on the phone with your girlfriend, she's upset
She's going off about something that you said
'Cause she doesn't get your humor like I do

I'm in the room, it's a typical Tuesday night
I'm listening to the kind of music she doesn't like
And she'll never know your story like I do

But she wears short skirts, I wear T-shirts
She's Cheer Captain and I'm on the bleachers
Dreaming about the day when you wake up and find
That what you're looking for has been here the whole time

If you could see that I'm the one who understands you
Been here all along, so why can't you see?
You, you belong with me, you belong with me

And you've got a smile that could light up this whole town
I haven't seen it in a while since she brought you down
You say you're fine, I know you better than that

Hey, what ya doing with a girl like that?

Oh, I remember you driving to my house in the middle of the night
I'm the one who makes you laugh when you know you're 'bout to cry
And I know your favorite songs and you tell me 'bout your dreams
Think I know where you belong, think I know it's with me

Can't you see that I'm the one who understands you?
Been here all along, so why can't you see?
You belong with me

-------------------------------------


Well, anyway, this is just my personal opinion
:p
 
Copyright 2010 Wien Wien Solution. Powered by Blogger
Blogger Templates created by DeluxeTemplates.net
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase