Tuesday, December 1, 2009

Gara-Gara Pohon Laki-Laki


Terlepas dari dah lama banget aku nggak nge-blog, Jogja sekarang setiap hari hujan (ga nyambung kan? :p). Biasanya, pagi hari sangat cerah, siangnya puncak panas, sorenya mendung dan malamnya hujan. kadang-kadang sore juga udah langsung dibarengi hujan sampai malam.

Aku baru sadar ada sedikit "pola hujan" itu akhir-akhir ini, ketika seorang teman yang mengalami empat musim bertanya: memang kamu nggak bosan ya tinggal di tempat yang cuma punya dua musim sepanjang tahun? Haha, ya secara belum pernah ngalamin empat musim, waktu itu aku cuma jawab : wah nanti coba saya rasakan selama setahun itu, bosan apa enggak. Nah, ternyata sekarang aku punya jawabannya, ternyata walaupun cuma dua musim, tapi dalam sehari tetap ga monoton (misal 6 bulan panas, 6 bulan hujan).

Di samping itu, ada pola yang lain juga.

Aku ingat 3 bulanan yang lalu,saat puncaknya musim kemarau, adalah musim kelengkeng. karena sedang musim, kelengkeng yang sebelumnya dijual 20ribu sampai 30ribu per kilo, waktu itu bisa sampai harga 10ribu, bahkan 9 ribu dan kalau kita sok akrab dengan penjualnya, bisa dapat 20ribu untuk tiga kilo! (haha jadi sekilonya berapa ya itu? pusing :D)

saat musim kemarau hampir habis, dan musim kelengkeng belum berhenti benar , sudah disusul lagi dengan musim jambu biji merah. temenku bilang itu jambu lokal, cuma ada di Indonesia (atau setidaknya asia tenggara kali ya). soalnya dia bilang, jambu biji di luar negeri itu warnanya putih. (haha..tadinya kupikir jambu biji merah itu karena udah matang, jadi kalau belum matang warnanya putih... :P)

Saat musim kelengkeng dan jambu biji berakhir,dan musim hujan mulai menunjukkan tanda-tanda kedatangannya, sepanjang jalan (godean) sudah dipenuhi dengan penjual mangga dadakan. woaow!! hargany pun nggak tanggung-tanggung, pas musim begini, bisa sampai 2500 per kilo! dan itu tetap manis. satu kilo bisa dapat 3, bahkan 4-5 untuk mangga manalagi (yang kecil2 itu lo). dan cara memilihnya pun gampang, tinggal cari mangga yang agak kekuningan di pangkal mangga, dan berbau harum (jadi diendusin pake hidung gtu deh). Bagusnya lagi, mangga itu punya serat yang paling tinggi diantara kawan2 buahnya yg lain, bahkan lebih tinggi dari jeruk (walaupun aku ga yakin juga jeruk dan mangga itu berkawan, hehe).

Nah, sekarang saat musim hujan sudah rutin berkunjung, mangga mulai berhenti berbuah. dan bisa menebak kan buah apa yang akan muncul sebentar lagi?

Pastinya adalah rambutan!!!

aku ingat betul tahun lalu di musim yang sama, rambutan bisa seharga 1000 per kilo!

Tak terasa...dua puluh tahun aku tinggal di tanah ini (well, ya 22 tahun deh), baru sekarang aku menyadari betapa uniknya negeri ini, musim ini, dan buah-buah ini.....

Ps:
  1. Foto di atas adalah adikku yang sedang menyiram pohon jambu dan rambutan, setiap pagi dan sore di musim kemarau.
  2. posting ini sekaligus untuk mengenang "in memoriam of" pohon durian, nangka, dan mangga ku di depan rumah, yang tiga tahun lalu ditebang karena tidak berbuah dan dinyatakan sebagai pohon laki-laki. walaupun kalian telah tiada dan keberadaan kalian sekarang sudah digantikan oleh pohon rambutan, jambu, pepaya, dan pisang yang selalu berbuah setiap musimnya (oh bahkan, pepaya dan pisang berbuah sepanjang tahun). Namun demikian, jasa-jasa almarhum pohon laki-laki durian, nangka,dan mangga telah membuatku selalu menyadari betapa berharganya tanah yang kupijak ini.

*hiks..kok jadi sedih gini ya..*

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright 2010 Wien Wien Solution. Powered by Blogger
Blogger Templates created by DeluxeTemplates.net
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase