"Time Flies...Orientasi CPNS Bappenas Tahun 2009" |
Tulisan ini akan saya mulai dengan menceritakan mengapa saya mendaftar jadi CPNS dulu.
Motivasi
Hingga saat ini sebenarnya saya juga nggak tau kenapa saya ingin jadi PNS (hahaha). Pertama kali daftar dulu, saya cuma ingin bekerja setelah lulus kuliah, dan kebetulan saat itu sedang ramai bukaan CPNS seperti sekarang ini. Saya yang sebenarnya saat itu pengin jadi Dosen, dan sudah mulai membantu beberapa dosen dalam menyiapkan kelasnya, tergoda juga untuk daftar PNS seperti teman2 seangkatan saya. Waktu itu saya mendaftar di beberapa Kementerian yang membutuhkan jurusan HI, dan syukur alhamdulillah saya justru diterima di Kementerian yang paling keren dan prestisius sedunia (ga boleh protes sama pengakuan sepihak penulis! hehe). Tapi saran saya bagi teman2 yang mau daftar, pastikan dulu motivasi teman2 apa (jangan kayak saya hehe) dan "tembaklah" kementerian yang menurut teman2 keren saja, bukan random seperti saya dulu. Beruntung sekali saya diterimanya di Bappenas, nggak membayangkan kalau ternyata saya diterima di suatu Kementerian yang ternyata "salah jurusan" bagi saya. Karena once kita keterima PNS di suatu kementerian, berarti seumur hidup akan kita habiskan di sana. Walaupun tentu saja, pilihan untuk keluar dari PNS atau pindah kementerian pasti bisa. Nah, belakangan saya tau bahwa motivasi saya menjadi PNS adalah untuk "bekerja" yaaa nggak salah2 amat, karena justru bermodal motivasi bekerja itu, saya mencintai pekerjaan saya, yang besar atau kecil, pasti berkontribusi bagi pembangunan Indonesia, setidaknya di sebagian pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi yang merupakan lingkup kerja saya (insya Allah).
Kementerian Apa?
Kementerian terbaik adalah Kementerian yang sesuai dengan minat (orang bule mengatakan passion) kita, dan memiliki budaya kerja yang efektif. Kalau untuk minat, saya nggak akan bahas di sini karena hanya kita sendiri yang bisa menentukan, dan memerlukan penelusuran mendalam apakah tupoksi kementerian tersebut sesuai dengan minat dan kemampuan kita. Tapi hal lain yang paling penting adalah: menilai budaya kerja di suatu kementerian tersebut, misalnya dengan mengajukan pertanyaan2 ini untuk kita jawab sendiri melalui riset kecil:
-Apakah kementerian tersebut memiliki banyak pekerjaan? (ugly truth, semakin banyak pekerjaan, semakin efektif kita bekerja--semakin sedikit pekerjaan, semakin besar potensi malas2an)
-Bagaimana potensi pengembangan kapasitas staf nya? (misalnya pelatihan2 dll--ini hampir semua kementerian sudah lumayan bagus sih kayaknya; termasuk juga potensi sekolah lanjutan--S2 dan S3 mungkin--bisa dilihat dari komposisi pendidikan stafnya)
-Apakah kementerian tersebut memiliki jenjang karir yang jelas dan fair?
-Apakah hierarki atasan dan bawahan sangat absolut? (misalnya..kalau dulu ada bercandaan: staf CPNS jangan2 disuruh buatin kopi atau bawain tas si bos--hehe)
-Apakah kementerian tersebut sudah "bersih" dalam mengelola perjalanan dinas? hehe spesifik ya, tapi yah..ini bisa jadi salah satu tolak ukur seberapa "civilized" nya kementerian tersebut.
-hingga pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah di Kementerian tersebut banyak yang membolos? apakah banyak yang lembur? apakah banyak yang muda dan ganteng dan kaya? *mulai nglantur...
Kerjaannya Gimana?
Ketika awal-awal diterima jadi CPNS dulu, selama tahun-tahun pertama isinya cuma training..training...dan training.... Menurutku sih masa paling asik hehe..apalagi saya habis lulus kuliah jadi belum siap2 banget untuk bekerja. Training itu merupakan training wajib, mulai dari team building di Puncak, orientasi kantor selama seminggu, trus diklat perencana selama---1,5 bulan (kyknya), trus Diklat Prajabatan selama seminggu...dan ditutup dengan diklat perencana pertama (lanjutan) selama 2,5 bulan di Bandung. Baik banget kan pemerintah dalam mempersiapkan abdi negara nya? :) Teorinya, dengan berbekal training tersebut, kita lebih siap secara substansi untuk bekerja di kementerian kita (untuk diklat2 perencana itu), dan memiliki semangat kebersamaan dengan sesama PNS di kementerian lain (Diklat Prajabatan). Dan so far, dari training2 tersebut, saya optimis bahwa anak-anak muda yang menjadi PNS di berbagai kementerian tersebut siap membuat perubahan (insya Allah). Di sela-sela training itu, kita juga sudah mulai bekerja di kantor. Intinya, kalau kita bekerja di Kementerian, itu kan membuat policy/kebijakan dalam berbagai sekala: nasional, skala program/proyek, atau skala kantor (misal yang bekerja di bagian biro SDM atau biro umum), dalam berbagai jangka waktu: 5 tahun, 1 tahun, atau periode tertentu (misalnya proyek). Nah, untuk mencapai tujuan itu, banyak jenis pekerjaan yang kita kerjakan: dari menyiapkan substansi pemaparan/presentasi (menyusun latar belakang, sasaran, dan kebijakan itu sendiri), bertanya/berkonsultasi dengan pihak lain, sampai mengunjungi lapangan, menulis notulen, laporan, menyelenggarakan rapat,mengirim undangan, dan fotokopi! Kadang ada masanya pekerjaan sedang banyak, ada masa pula pekerjaan sudah selesai.
Tekanan Kerjanya Gimana?
Menurutku, salah satu hal utama yang merupakan enaknya jadi PNS adalah tekanan kerja yang cukup kecil, sehingga kita bisa tampil all out. Tekanan kerja di sini dalam artian untuk dipecat jadi PNS ya. Kalaupun pekerjaan kita super banyak sampai lembur-lembur, bos galak dan perfeksionis, tapi itu masih lebih baik dibandingkan kalau kita juga punya kemungkinan dipecat atau diberhentikan dengan seenaknya. Saya membayangkan mungkin di swasta begitu ya: harus perform, kalau tidak dipecat. Walaupun saya sepakat kalau kita harus perform dimanapun kita berada. Justru karena hampir tidak ada ketakutan dipecat itu, kita harus all out...harus total...harus menyelesaikan pekerjaan sejauuuh kemampuan kita dengan bebas. Nikmatilah masa-masa sibuk dan lembur karena kita menjadi sangat produktif dan menikmati wiken, dan syukurilah masa-masa nganggur dengan meminjam buku-buku bagus di perpustakaan (ada juga lo perpusnya!). Karena bagaimanapun, masa lembur dan masa nganggur kita dibayar dengan menggunakan tax payer's money.
Gajinya Gimana?
Walaupun bukan yang utama, tapi gaji penting juga untuk dibahas, apalagi untuk teman2 pria, yang nantinya akan menjadi tulang punggung keluarga. Gaji PNS sebenarnya standar, semua golongan III A itu sama semua (kayaknya sih ya?). Yang membedakan kan sekarang ada istilah "remunerasi", tunjangan selain gaji. Konon remunerasi ini juga beda2 tiap Kementerian. Selain itu, ada pula honor terkait kegiatan tambahan yang kita kerjakan, misalnya kegiatan Kajian dan pembuatan Policy Paper. Kenapa tambahan? karena itu bukan tupoksi utama dari pekerjaan kita. Konon katanya, semua honor tambahan tersebut akan dihilangkan, dan dialihkan menjadi "gaji tunggal/all-in" yang lebih besar. Katanya sistem ini mulai tahun depan, tapi nggak tahu juga, namanya juga konon. Jadi PNS akan digaji dengan sistem pekerja swasta, yang gajinya besar tapi sudah, tidak ada tambahan apapun lagi selama sebulan itu. Menurutku sistem ini bagus banget sih, soalnya kita sebagai PNS juga "bangga" karena bisa dengan bebas menyebut gaji kita berapa (ngga kayak sekarang yang selalu "dicurigai" mendapat saweran banyak sekali), juga untuk menghitung kepastian jumlah pendapatan kita sebulan, hal ini sangat berguna khususnya yang mau ambil kredit2 KPR atau barang lainnya... *curcol deh*. Kalau dibandingkan dengan gaji swasta gimana? Yaa....berhubung saya nggak tahu gaji swasta seperti nggak tahunya teman-teman tentang gaji saya, jadi yaa saya nggak tau juga gimana perbandingannya hahaha (piye sih!). Tapi satu hal yang pasti, kalau kata suami saya: saling memberitahu nominal gaji itu masih enak saat kita pertama kali bekerja, tapi kalau sudah beberapa tahun bekerja, itu sudah tergantung "mekanisme pasar" dan keberuntungan kita, apalagi buat yang bekerja di swasta dan sering dibajak perusahaan lain, hehe... iya kan? Tapi insya Allah, gaji PNS di jakarta cukup untuk hidup dengan layak dan berkeluarga di Jakarta, no worries.
Ndaftarnya Gimana?
Tahun ini, hampir semua Kementerian membuka lowongan CPNS. Untuk informasi lengkapnya bisa dilihat di www.menpan.go.id, dan tentu saja di website masing-masing kementerian yang diminati. Khusus untuk tempat saya bekerja., setelah tahun lalu moratorium, tahun ini Bappenas membuka kembali lowongan CPNS memperebutkan 47 posisi (kalau nggak salah itung saya), dengan deadline 22 September 2013, lebih lanjut bisa lihat di sini. Dulu saat awal-awal saya kerja di Jakarta, saya ingat waktu itu naik taksi dari depan kantor Bappenas. Supir taksi tanya ke saya apakah saya PNS di Bappenas, saya jawab iya. Selanjutnya, dia berkata: "Bayar berapa dulu mbak?", saat itu saya merasa marah setengah mati, saya terdiam beberapa saat, berusaha tahan nafas dan bertanya: "Maksudnya apa ya Pak?", dan justru dia melanjutkan "Atau punya Saudara di sana? kan biasanya gitu...". Saya ingin menjelaskan panjang lebar kepada bapak itu, bagaimana saya 5 kali pulang pergi dari Jogja ke Jakarta naik kereta untuk mengikuti setiap rangkaian tes di Bappenas, bagaimana saya harus mencari tumpangan di Jakarta untuk tes2 tersebut, bagaimana saya menghafal kosakata dalam buku-buku TPA yang super tebal itu, atau bagaimana saya berdoa setiap malam memohon hasil yang terbaik dari Allah, dan bagaimana saya setiap detik merefresh website Bappenas ketika hari H pengumuman hasil tes CPNS tersebut. Tapi yang keluar dari mulut saya hanya: "Tidak bayar, Pak. Saya juga tidak punya saudara di Jakarta. Bapak kalau mau daftar juga bisa, kalau berkualitas juga pasti diterima."
"Siapa bisa, dia bisa...." |
*iklan layanan masyarakat ini tidak dipersembahkan oleh Kementerian manapun, hahahha
10 comments:
Jadi, intinya gajinya berapa Wien? :P #canda. Semoga sukses selalu di Bappenas, semoga makin banyak staf Bappenas kayak dirimu. Masa depan cerahlah Indonesia ke depan :)
Wah apalagi kalau Pugo dan Sari juga gabung... :)
Mbak Wiwin, hola?
Numpang curhat :p
Sebelum IM, aku pernah ikut seleksi CPNS di kementrian xxx (bergengsi soalnya menyangkut hajat hidup orang bermasyarakat, katanya) gara2 disuruh ortu. Dan ... aku shock bgt pas hari H. Kita dikumpulkan di stadion, peserta bisa contek2an, pokoknya enggak kondusif untuk dikatakan tes cpns. Sedih bgt rasanya soalnya aku merasa dipermainkan. Keilmuwan kita sama sekali nggak dihargai. Tes cpns hanya untuk formalitas.
Sampai detik ini, aku masih shock n ilfil berat.
Belum terpikir bt apply cpns lg walaupun ortu udah heboh nyuruh apply.
Hati emang nggak bs dibohongi. Aku terlanjur jatuh cinta berkarir di swasta atau NGO :)))
Hahahaa..betul het, follow your heart..sama hal nya suamiku yang ta dukung untuk terus berkarir di swasta aja haha...
Betul, aku juga pernah tes di kementerian xxx itu (moga2 sama ya kementeriannya), tesnya dikumpulin di stadion juga, bisa contek2an juga, dan seleksinya cuma tertulis sekali itu aja, untung ga diterima :D
Pesan sponsor: makanya ayo daftar Bappenas hahaha..
wiwin, artikelnya bagus... sy juga ngerasa kaya kamu, sehati ya kita.. heehehe
kalau ga sehati, ga akan ketemu di Bappenas mba :D
Salam kenal mb wien, saya wong godean juga lhoo...mau tinggal di ibukota juga nih ketrima cpns di kementerian...msi blm ada gambaran ni mb mo tinggal dimana, bs bntu info pengalaman kos?
mba wien bloq nya sangat informatif saya mahasiswi sbuah perguruan tinggi negri baru smster 7 sedang menyelesaika skripsi saya jurusan ekonomi pembangunan saya sangat tertarik untuk bekerja di bappenas,seperti apa si mba cara kerja dibappenas,biar bisa buat gambaran nanti saya melamar kerja disana.
Hai mba wien salam kenal.. mau tanya klo di Bappenas penempatan seluruh indonesia atau pusat ya? Rencana pengen daftar tahun ini dan berharapnya penempatan di Jakarta aja :)
Kak wien, aq pen nyoba daftar bappenas tahun ini. Cuman, jilbab aq kan agak lebar, kalau di bappenas, penampilan dinilai ga kak?
khawatirnya nanti kalau lolos sampe wawancara (aamiin), baru ngeliat pakaianku udah dipikir macem2. Hehehehe...
Post a Comment