*OK, judulnya lebay hehe..
Alkisah Aisha minggu lalu sakit. Awalnya hanya batuk sesekali, kemudian disusul batuk pake muntah, bersamaan dengan keluarnya lendir batuk. Mungkin lendirnya bikin gatel jadi reflek untuk dikeluarin, alhasil muntah deh. Dan ini terjadi beberapa kali dalam sehari, sehingga nyaris semua makanan yang dimakan Aisha, keluar semua seharian itu. Aisha jadi langsung tambah kuruus. Hal ini membuat saya izin dari kantor selama 3 hari dari Rabu-Jumat. Alhamdulillah dibolehkan oleh (para) atasan, dan didoakan semoga lekas sembuh. Kalau difikir2, ini adalah pertama kalinya saya izin kantor karena anak sakit, setelah 1,5 tahun usia aisha. Alhamdulillah, Aisha sangat jarang sakit.
Sejak hari pertama sakit, suami saya sudah sangat khawatir. Selama ini saya lebih "kalem" dalam hal menyikapi sakit anak, dan tidak pernah punya pikiran untuk segera berobat ke dokter. Di hari ke 2, suami saya mulai mengajukan opsi untuk ke dokter. Sebenarnya kami memiliki prinsip yang sama terkait "Rational Used of Medicine/RUM", cuma suami saya jauh lebih gampang khawatir dan nggak sabaran untuk buru2 minum obat asal bisa CEPAT sembuh. Maka, supaya keinginan suami saya untuk membawa Aisha ke dokter bisa "kusetujui", dia mencari-cari dokter yang terkenal dengan RUM nya. Selama ini di Depok kita belum pernah nemu dokter yang cocok dengan prinsip kami, sudah ganti dokter sekian kali untuk imunisasi, malah semakin membuat kita "hopeless" untuk nemu yang cocok di Depok.
Akhirnya suami saya nemu juga dokter yang recomended di "Markas Sehat" di daerah Ragunan. Dari penjelasan suami, saya langsung yakin ini pasti recomended, apalagi jaraknya masih terjangkau juga dari rumah. Sebenarnya ada opsi lain yaitu di Kemang Medical Center, tapi katanya untuk periksa ke sana perlu waktu booking seminggu sebelumnya... whaat??ampun deh, bisa2 udah sembuh anakku (lah ya bagus dong??hehe).
Singkat cerita, di hari ketiga Aisha sakit, sampai juga lah saya di Markas Sehat, dan dapat seorang dokter anak senior (50 tahunan lebih) namanya Dokter Wati. daaaaannn...pembicaraan/konsultasi saya dengan dokter itu membuatku jumpalitan gedubrakan, entah mau seneng atau sedih, yang jelas kaget bin terheran-heran.....
Pertama-tama, dokter menanyakan anaknya sakit apa? hari pertama muntah berapa kali? hari kedua berapa kali? hari ketiga (hari itu) berapa kali? BAB per hari selama sakit berapa kali? encer atau tidak? Saya jawab hari pertama muntah 5 kali tapi semua makanan keluar semua, hari kedua 4 kali mungkin (lupa), hari ketiga baru sekali dan makanan udah ga keluar, cuma lendir aja dikiit. BAB juga sekitar 3 kali sehari (biasnaya sehari sekali), bahkan di hari ke 3 belum BAB. Dan ternyata jawaban saya itu membuat saya "diceramahi" (baca: diomelin) habis-habisan:
Dokter: "Ah ibuuu...kalau cuma begini ngapain harus ke dokter?! Ibu baca-baca dong.. itu sakitnya sudah mau sembuh, dan masih wajar. Tuh anaknya aja masih bisa nangis kenceng"
(saya melongo--ini dokter nggak butuh duit apa yak)
Dokter lagi: " Ibu harus banyak baca-baca, ikut milis sehat, buka web nya milis sehat, penyakit anak ibu ada semua di sana jadi ga perlu dibawa kesini yang seperti ini. Ibu-ibu jaman sekarang maunya cari dokter yang RUM, tapi dikit-dikit ke dokter, nggak mau belajar sendiri, nanti kalau dokternya korupsi gimana kayak ketua MK? kita juga manusia lo bu...."
Saya takjub dan mengingat-ingat semalem mimpi apa. Gak tau mau bilang apa, tapi saya sempatkan untuk tertawa nyengir, dan nyelertuk: "iya dok, habisnya saya khawatir soalnya semua makanan keluar semua, dan sekarang anaknya cuma mau makan dikit2...itu beratnya juga langsung turun dok..."
Sambil meriksa mata, lubang telinga dan mulut aisha pake senter khusus, bu dokter menjawab:
"Ya wajar dong Bu, namanya anak sakit ga doyan makan, kalau ibu sakit aja juga ga mau makan kan?"
Saya masih bersikukuh untuk bertanya mengapa berat badan anak saya kecil? apakah perlu suplemen makanan? apakah perlu tambahan zat besi karena katanya kekurangan zat besi bisa bikin kurus. dan ini berakhir dengan kuliah "sesi kedua" yang dijelaskan lagi bahwa anak kurus bisa beragam, dan ADB (Anemia Defisiensi Besi) itu hanya salah satunya, tapi untuk mengatakan itu harus via tes lab skrining zat besi... Jangan asal kasih tambahan multivitamin, daan lagi2 dibilang itu semua ada di milissehat itu. Lalu Bu dokter menuliskan pesan di selembar kertas yang kemudian diberikan pada saya untuk dibawa pulang, bertuliskan:
1. Pasca infeksi virus GE (Gastro Enteritis)- Ringan
2. Lain kali jangan lupa minum oralit!
3. Ibu please join milis sehat@yahoogorups.com---belajar di www.milissehat.web.id
5. Skrining ADB
Dokter itu juga memberikan sebuah brosur tentang serangkaian "kuliah" yang diadakan komunitas sinergi dokter dan pasien di sini.
Di akhir sesi, dokter menanyakan tentang bagaimana imunisasi anak saya. Saya bilang terkahir imunisasi pas imunisasi campak, pernah terkena cacar air (jadi ga perlu imunisasi cacar), dan saya belum ambil MMR. saya masih bingung mau ambil MMR atau tidak karena katanya bukan imunisasi wajib, dan katanya ada efek samping terkait autis. Daaan lagi2, saya diceramahin untuk tidak membesarkan anak berdasar katanya2, suruh buka web milis sehat, ikut diskusi, ada semua ttg MMR. dan dijelaskan pula kalau MMR berbahaya, semua vaksin pasti sudah ditarik bu.
Hufffttt...............campur aduk perasaan saya saat itu, antara seneng banget ketemu dokter yang kucari selama ini, dan juga menyalahkan diri sendiri karena selama ini memang kurang mendedikasikan waktu untuk "belajar" tentang ini, juga menyalahkan suami karena membuatku diomelin dokter sendirian-----suami kerja, saya bolos. hahaaa.
Benar saja, saya tidak mendapat obat apapun untuk sakit anak saya (dan alhamdulillah di hari ketiga itu juga anak saya sembuh). Hanya diberikan rujukan ke lab untuk menjalani skrining ADB.
Dan sebelum pulang, saya dapat jackpotnya:
Dokter: "Ibu bekerja kan?"
Saya: "Iya dok..."
Dokter: "Dimana?"
Saya: "Bappenas dok"
Dokter: "Aduuuuhh Ibu...itu malah kerja di Bappenas kan harusnya terbuka untuk jadi pasien cerdas, baca-baca dan belajar buk!!"
(tertunduk malu)
PS: Sesampai di luar ruang praktik, saya baru sadar dan bertanya-tanya apakah dokter sebenarnya tau apa itu Bappenas. hahhahaha.
RINTIK HUJAN
4 weeks ago
4 comments:
ngakak. apakabar aku kalo nganter (calon) anakku jadi pasiennya dia nanti mba, hahahaha..
wah, dokternya oke ya, wien!
@tiara: paling yang suruh periksa emaknya ti...haha
@aline: iyaa lin! mantap
Soalnya dokter Wati dulu jadi wakil WHO di Indonesia dan sering kerja bareng UNICEF. Bappenas kan mitra UNICEF dan WHO utk program2 kesehatan mereka. 😄
Post a Comment