Begitulah perumpamaan kehidupann di surga, jika tanpa disertai sanak keluarga. Segalanya indah, tapi ada yang kurang.
Beberapa hal yang bisa kita upayakan untuk menjadikan anak sebagai investasi yang bernilai di akhirat adalah:
1. Jagalah setiap harta yang kita belanjakan, khususnya yang ditujukan ke anak kita (maksudnya pastikan bersih dan halal).Ada cerita tentang seorang suami yang istrinya sedang sakit dan harus menggendong2 anaknya yg menangis karena minta ASI. ada tetangga yang mencoba menawarkan asi nya, tp ditolak dengan halus. ternyata karena alasan dia tidak tau apa dan dari mana tetangga itu mendapatkan makanannya (yg berpengaruh kepada asi). kelak, bayi itu menjadi satu-satunya (?) orang yang menjadi imam di masijidil Aqsa dan Masjid Nabawi, namanya...lupa :p
2. Menjaga ucapan kita sebagai orangtua. Ada cerita tentang seorang ibu yang tengah selesai masak karena akan menyambut tamu-tamu di rumahnya. tiba-tiba anaknya yg maih kecil masuk rumah dari bermain di luar, dan menaburkan tanah ke atas masakan-masakannya. Ibu itu sangat kesal, tapi yang keluar dari mulutnya adalah "keluar sana dan jadilah imam masijidil harom!". Dan jadilah dia.
3. Sebaik2 pengajaran adalah teladan. Maka bersikaplah yang layak dicontoh oleh anak, setiap saat, sepanjang waktu (ini ada contoh ceritanya juga tapi lupa :p)
Indahnya kehijauan kebun teh di Bandung, apalagi indahnya surga, apalagi bisa bawa anaknya . |