Meskipun masih lama bagi kami untuk insya Allah dipanggil sebagai "orangtua", tapi karena terinspirasi tulisan serupa di The Urban Mama akhirnya kepikiran buat nulis ini deh sekarang.
Memasuki kehamilan usia 16 minggu, salah satu hal menyenangkan yang bisa dilakukan adalah browsing nama anak dan menentukan panggilan untuk orang tua, yang akan berpengaruh sepanjang hidup baik bagi anak nantinya dan juga bagi kami sebagai orangtua *well, orangtua yang masih muda ya, catat :p.
Sebenarnya sejak awal mas anas udah bilang kalau preferensi pertama, dia mau dipanggil Ayah, which is sedikit memberikan clue panggilan buatku yang sejak awal belum punya keinginan mau dipanggil apa. Jadi untuk membuat "serasi" dengan panggilan ayah, pilihan buatku tinggallah"ibu" atau "bunda", yang kemungkinan besar akan membuatku menjatuhkan pilihan untuk dipanggil "bunda" mengingat"ibu" sudah merupakan panggilan kami untuk ibu ku.
Tapiii, ternyata setelah difikir2, ada beberapa hal yang membuatku belum langsung sreg juga dg "bunda", yaitu:
1. Kayaknya bunda itu mengandung konotasi lemah lembut, tenang, kalem, dan segala sifat kelembutan seorang ibu lainnya, which is super good, tapiiii...apa aku pantas? :p kayaknya selama ini sikapku cenderung rock n roll, walaupun hati tetep pop melayu sih *halah. Tapi ya itu, kalau kata adikku sih "ya kata-kata kan doa mbak, jadi gpp dipanggil bunda, biar kalau kita mau marah jd ingat kalau seharusnya kita lembut". bener juga sih...
2. berdasar browsing sana sini, ternyata "bunda" menduduki peringkat tertinggi kesulitan bayi dalam menyebut.. haha. Jadi lebih gampang buat bayi nyebut ayah, atau mama papa, bahkan ibu. Kebanyakan bayi baru bisa mulai menyebut "bunda" dengan sempurna di usia 20 bulanan, sebelumnya mereka menyebut "buda"...dan bakan "buaahhh" #dohh
Untuk pilihan lain, seperti papa-mama, boleh juga sih..dan pastinya itu lebih gampang diucapkan bayi. tapi kayaknya ya belum sreg juga karena mas anas sejak awal pengin dipanggil ayah, dan kami sudah memanggil orang tua mas anas dengan "mama papa" *ya nggak papa juga sih sama :))
Nah diantara ketidakjelasan itu, ada satu hal yang kayaknya pasti: aku sendiri tidak akan memanggil suamiku dengan "ayah" or "papa" for the sake of membahasakan anak. Untuk membahasakan "Nak, tolong ambilkan koran di meja ayah" itu masih wajar ya, tapi misalnya untuk mengatakan "ayah, tolong bantuin bunda ya" hihi geliiii aku gak bisa melakukan. Jadi sepertinya kami tidak perlu latihan dari sekarang untuk belajar saling memanggil ayah bunda (atau apapun panggilan kami nantinya). Banyak sih alasanku, diantara yang paling kuat kenapa aku gak bisa memanggil suami dengan "ayah" adalah oh my God, he is not my father! selain itu, menurutku anak perlu melihat juga bagaimana ayah ibunya saling memanggil satu sama lain, dengan panggilan yang berbeda dari yang dilakukan anak. Kalau selama ini, mas anas memanggilku dengan "dek" atau "yang", dan sebaliknya, aku memanggilnya dengan "mas" atau "yang" juga. Insya Allah itu yang akan dipakai di depan anak-anak (amiin) nantinya.
Gitu dulu, kalau ada ide panggilan untuk orang tua, silakan menyumbang mumpung aku masih bingung :))
Dan tulisan ini dibuat dengan metode kekinian, artinya keputusan di masa depan nantinya tergantung dari berubah tidaknya pikiran, hehehe *nggak ngerti juga sih metode kekinian itu maksudnya kyk gitu atau bukan :p
Jatim Park, saat mudik 2011, bersama Andra, ponakan kami yang
memanggil orangtuanya dengan "Ayah" dan "Mama" :D
memanggil orangtuanya dengan "Ayah" dan "Mama" :D
9 comments:
Di dunia paling banyak manggil "Papa-Mama" ya? Orang Turki manggil "Baba-Anne", orang Mesir "Baba-Mama", orang Teluk Arab manggil "Abuya-Ummi", orang melayu "Bapak-Emak". Orang Jogja? :)
Waah,,,makasih bank, Baba-Anne memberi inspirasi ;)) tapi kayaknya kalau suami dipanggil baba dan bukan orang arab, rasanya rada gimanaa gtu, hehe... Di jogja, menurutku paling banyak bapak-ibu, kalau dulu bopo-biyung ;)
Kami dipanggil Ayah & Ibu karena suami-ku terbiasa memanggil "ayah" ke bapak-nya dan aku biasa memanggil "ibu" ke ibuku. Sudah terlanjur nyaman dengan panggilan itu :)
kami Ayah + Ibu...
setelah melihat bbrp anak2 teman2 yg lain susah ngucapin bunda heheu :D
awalnya khonsa baru bs mengucapkan Yayah + Bubu
skrg sudah bener.. Ayah + Ibu
@mbak wiwit: iyaa,,kayaknya pengin pakai ayah ibu aja, kesannya lebih sederhana :D
@mbak rina: betuul,,,salan dari mas anas mbak ;D
panggilan Ayah-Ibu lebih bagus Wien.. bagi aku pribadi, panggilan Ibu jadi indah banget kalo ada yang dipanggil Ayah hehehe.. meski aku sendiri dipanggil Umi sama anak2ku sih haha..
iyah,,,so far emang ayah-ibu paling ok,,,cuma selama ini ak dh manggil ibuku dg ibu juga, jadi rasanya udah familiar bgt :))
Sama bangat sama aku mba...aku lg hamil dan kepikiran buat bikin nama panggilan anak buat kami. Tapi rasanya geli geli gimana karna biasa manggil mas dia juga biasa manggil adek. Finally memutuskan juga untuk tetep begitu yang penting ajari anak manggil kita dengan cara lain tanpa menyapa suami dengan sebutan apa yang anak panggil :)
Papah mamah gedhang kloloden
Post a Comment