Monday, October 21, 2013

Celoteh Aisha: 17 Months


Sudah sadar ketika dipanggil "Aishaa.."

Alhamdulillah, di usia aisha 17 bulan ini, sebentar lagi 1,5 tahun, hal yang paliiiiing terlihat dari perkembangannya adalah "speech development", kalau orang jawa bilangnya "ngoceh". Banyak kata-kata baru yang mulai bisa dia tirukan dengan jelas, seperti "bobok", "duduk", "mimik", "pipis", "ayok", "bis" dan yang paling lucu: "anduk".  Kata-kata itu di samping beberapa kata lain yang sudah dia bisa sebelumnya seperti: "enak","tedes (pedes)",  "jatuh", "aduh", "ndak ada", "gajah", dsb..., dan tentu saja "mama", "papa".  Oh ya, walaupun Aisha udah tinggal sejak bayi di Jakarta, tapi alhamdulillah dia masih "medhok" hahaha. Sukses deh saya sebagai orang tua! *malah bangga*. Perkembangan lain yang cukup signifikan dari speech development Aisha adalah di usia ini, Aisha sudah mulai bisa merangkai 2 kata! Kalau sebelumnya Aisha hanya bicara satu kata demi satu kata, sekarang Aisha mulai bisa mengatakan: "Papa bobok", "Mama ndak ada",  "Ayta mam", ya walaupun rangkaiannya masih sebatas Subjek+Predikat, belum masuk ke S+P+O+K, *lu kira guru bahasa! hehe

Celotehan Aisha seringkali lucu, tapi lebih sering tak terduga... berikut beberapa yang saya ingat... hehe.

1. Bernyanyi...
Suatu ketika Aisha bergumam sendiri seperti orang menyanyi karena nadanya naik turun, kata-katanya gak putus2, tapi sama sekali ga jelas artinya, misalnya: "magama..tataga.. bla..bla.. (makin ga jelas, tapi nada suara naik turun)", dan tiba tiba ditutup dengan "uhuuu...uhuuu....uhuuu..." (nada lagu burung hantu). Haha rupanya dia dari tadi maksudnya nyanyi "Matahari terbenam, hari mulai malam...dst" (burung hantu). Lagu burung hantu ini lumayan sering dinyanyikan akhir2 ini, lagu lainnya adalah "Balonku ada lima"  dan "cicak-cicak di dinding". Kita taunya Aisha lagi nyanyi adalah pas tiba-tiba di tengah2 bergumam, dia berkata "doorrr" untuk lagu balonku, atau "Hap!" untuk lagu cicak.


All by herself: Naik sofa!
2. "Papa (selalu) bobok"
"Bobok" adalah kata-kata terbaru yang bisa diucapkan Aisha dengan sempurna hingga 17 bulan ini. Alhasil, dia seneng banget "menggunakan" kata "bobok" ini. Sekarang kalau mengajak saya untuk tidur, dia tidak hanya menarik2 saya ke kamar tidur, tetapi sambil berkata "ayok...bobok..". Oh, how sweet. Lucunya, ketika dia bermain robot2an kucing yang bisa berjalan sendiri, tiba2 dia membalik kucingnya sehingga kaki kucingnya gerak2 sendiri di atas (jawa: cekakaran), sambil tertawa, Aisha berkata: "bobok..bobok..". Ternyata kucingnya "dipaksa" bobok haha. Seringkali, ketika kami tidur bersama (Saya, Aisha dan papanya), Aisha bangun lebih dulu dan mengajak saya bermain, dan meninggalkan papanya yang masih tertidur manis. Saat bermain itulah Aisha berkata: "Papa ndak ada...", dan saya jawab: "Iya, papa bobok". Sejak saat itu, tiap kali kami bermain dan papanya nggak ikutan, Aisha selalu bergumam sendiri "papa bobok..papa bobok..". Haha, seperti nemu momen yang pas untuk mengucap bobok!


Aisha and papa
3. Tawa terindah
Di usia 17 bulan ini lah, Aisha makin  terlihat menunggu-nunggu orang tuanya pulang dari kantor sore hari. Alhamdulillah beberapa bulan terakhir, load pekerjaan kantor tidak terlalu tinggi, sehingga saya bisa pulang teng jam 4 dari kantor. Hal ini menjadikan Aisha seperti punya memori tersendiri bahwa "jam segini mama papa ku sebentar lagi pulang". Dan benar saja, sekitar jam 5an, Aisha sudah berlari ke arah jendela depan ketika mendengar suara motor mendekati rumah. Biasanya dia sedang bermain di ruang tengah, dan berlari ke depan menuju jendela ketika mendengar suara motor mirip kami. Kata embaknya, biasanya motor kami datang setelah Aisha 1-2 kali "keliru" mengira kami sudah datang. Dan yang dia lakukan ketika kami datang: melihat ke jendela, menjerit "aaaaa..." sambil tertawa lebar, lalu membuka pintu, dan mulai ngoceh tidak putus-putus, nunjuk dinding, mainan, lemari, taman, semuanya..entah apa yang dia ceritakan :)). Tapi pernah suatu kali, saya terlambat pulang ke rumah, hingga pukul 7 malam. Waktu itu ndilalah pas papanya dinas ke luar kota.  Ketika saya pulang, Aisha sudah BERDIRI menunggu di jendela, melihat keluar dan langsung berteriak "Mamaaaaa..." dan menjerit tertawa sangat senang. Hingga saat ini, saya merasa itu adalah tawa aisha paling bahagia yang pernah kulihat.



Loves watering
4. Toilet Training: Failed!
Well, aku belum benar-benar mencoba memberi Toilet Training sih. Cuma kemarin Aisha sempat kucoba tidak pakai pampers selama satu jam lebih. Salah juga sih gak pakein pampers pas anaknya habis minum air putih segaban. Alhasil dalam sejam itu, Aisha udah pipis 5 kali. Hari itu juga Aisha kuajari mengucap "pipis". sukses, dia bisa menirukan sempurna, tapi tetap belum bisa bilang pipis tiap sebelum atau sesudah pipis, jadi harus saya cek sendiri celananya secara rutin. Ketika ketahuan celananya basah itulah, saya bertanya ke Aisha "Pipis ya? tadi pipisnya dimana?", dan Aisha dengan semangatnya mengacungkan tempat dimana dia tadi pipis, sambil berkata "niiih..niih". Itu kalau beruntung, karena beberapa kali Aisha mengacungkan ke arah celananya sendiri ketika kutanya tadi pipis dimana. *yaiyalah pipisnya di celanaaaaa, tapi dimanaaaa celananya tadi dipipisiiiin?? :)))

Taman Suropati

5. Aisha is me..
Mulai bulan ke 17 ini pula, Aisha seperti sudah mengenali dirinya sendiri *jieeeh. Memang bulan-bulan sebelumnya juga sudah mulai kenal, bahkan bisa menyebut namanya sendiri ketika ditanya, tapi bulan ke 17 ini merupakan "milestone". Dia sudah 100% benar ketika ditanya "Aisha mana?" ("niiih.." sambil nepuk2 dada), juga beberapa kali meneriakkan namanya sendiri "Aytaaa...aytaaa..." ketika kami tengah sibuk melakukan aktifitas sendiri. Entah apa maksudnya, tapi kami mengartikan sebagai: "count me in...ikutkan aisha dalam aktifitas kaliaan.." hehe. Trus kemarin Aisha kami belikan boneka gajah, karena nemu yang lembut, mirip, dan murah. Sesuai tebakan, Aisha seneng banget (langsung teriak "gajah!" dan dinaikin!!---pdhl gak besar). Dan beberapa saat setelah itu, kami bertanya: "Ini gajahnya siapa?", dengan cepat dia jawab: "Ayta...". Haha giliran begini aja cepet :)))


Aisha's territory
OK, sepertinya itu dulu. Saya baru menyadari bahwa memiliki anak itu lucu, literally: LUCU, karena bikin ketawa, atau at least senyum2 sendiri haha. Ketika di bawah satu tahun dulu kan ya "lucu" tapi dalam artian "menggemaskan", kayak boneka gitu, lembut, halus, dan empuk!:)). Nah usia belasan bulan ini mungkin usia puncak kelucuan itu. Kenapa saya berkata begitu? Karena kakak ipar saya, anaknya umur 2,5 tahun sempat berkata: "Wah dek, anakku udah besar, udah gak lucu lagi..aku punya anak lagi aja apa ya..." *gubrakkkk

*langsung sign out

Ragunan Zoo



Tuesday, October 8, 2013

Dokter Anak Paling Keren Sedunia

*OK, judulnya lebay hehe..

Alkisah Aisha minggu lalu sakit. Awalnya hanya batuk sesekali, kemudian disusul batuk pake muntah, bersamaan dengan keluarnya lendir batuk. Mungkin lendirnya bikin gatel jadi reflek untuk dikeluarin, alhasil muntah deh. Dan ini terjadi beberapa kali dalam sehari, sehingga nyaris semua makanan yang dimakan Aisha, keluar semua seharian itu. Aisha jadi langsung tambah kuruus. Hal ini membuat saya izin dari kantor selama 3 hari dari Rabu-Jumat. Alhamdulillah dibolehkan oleh (para) atasan, dan didoakan semoga lekas sembuh. Kalau difikir2, ini adalah pertama kalinya saya izin kantor karena anak sakit, setelah 1,5 tahun usia aisha. Alhamdulillah, Aisha sangat jarang sakit.

Sejak hari pertama sakit, suami saya sudah sangat khawatir.  Selama ini saya lebih "kalem" dalam hal menyikapi sakit anak, dan tidak pernah punya pikiran untuk segera berobat ke dokter. Di hari ke 2, suami saya mulai mengajukan opsi untuk ke dokter. Sebenarnya kami memiliki prinsip yang sama terkait "Rational Used of Medicine/RUM", cuma suami saya jauh lebih gampang khawatir dan nggak sabaran untuk buru2 minum obat asal bisa CEPAT sembuh. Maka, supaya keinginan suami saya untuk membawa Aisha ke dokter bisa "kusetujui", dia mencari-cari dokter yang terkenal dengan RUM nya. Selama ini di Depok kita belum pernah nemu dokter yang cocok dengan prinsip kami, sudah ganti dokter sekian kali untuk imunisasi, malah  semakin membuat kita "hopeless" untuk nemu yang cocok di Depok.

Akhirnya suami saya nemu juga dokter yang recomended di "Markas Sehat" di daerah Ragunan. Dari penjelasan suami, saya langsung yakin ini pasti recomended, apalagi jaraknya masih terjangkau juga dari rumah. Sebenarnya ada opsi lain yaitu di Kemang Medical Center, tapi  katanya untuk periksa ke sana perlu waktu booking seminggu sebelumnya... whaat??ampun deh, bisa2 udah sembuh anakku (lah ya bagus dong??hehe).

Singkat cerita, di hari ketiga Aisha sakit, sampai juga lah saya di Markas Sehat, dan dapat seorang dokter anak senior (50 tahunan lebih) namanya Dokter Wati. daaaaannn...pembicaraan/konsultasi saya dengan dokter itu membuatku jumpalitan gedubrakan, entah mau seneng atau sedih, yang jelas kaget bin terheran-heran.....

Pertama-tama, dokter menanyakan anaknya sakit apa? hari pertama muntah berapa kali? hari kedua berapa kali? hari ketiga (hari itu) berapa kali? BAB per hari selama sakit berapa kali? encer atau tidak? Saya jawab hari pertama muntah 5 kali tapi semua makanan keluar semua, hari kedua 4 kali mungkin (lupa), hari ketiga baru sekali dan makanan udah ga keluar, cuma lendir aja dikiit. BAB juga sekitar 3 kali sehari (biasnaya sehari sekali), bahkan di hari ke 3 belum BAB. Dan ternyata jawaban saya itu membuat saya "diceramahi" (baca: diomelin) habis-habisan:

Dokter: "Ah ibuuu...kalau cuma begini ngapain harus ke dokter?! Ibu baca-baca dong.. itu sakitnya sudah mau sembuh, dan masih wajar. Tuh anaknya aja masih bisa nangis kenceng" 

(saya melongo--ini dokter nggak butuh duit apa yak)
Dokter lagi: " Ibu harus banyak baca-baca, ikut milis sehat, buka web nya milis sehat, penyakit anak ibu ada semua di sana jadi ga perlu dibawa kesini yang seperti ini. Ibu-ibu jaman sekarang maunya cari dokter yang RUM, tapi dikit-dikit ke dokter, nggak mau belajar sendiri, nanti kalau dokternya korupsi gimana kayak ketua MK? kita juga manusia lo bu...."

Saya takjub dan mengingat-ingat semalem mimpi apa. Gak tau mau bilang apa, tapi saya sempatkan untuk tertawa nyengir, dan nyelertuk: "iya dok, habisnya saya khawatir soalnya semua makanan keluar semua, dan sekarang anaknya cuma mau makan dikit2...itu beratnya juga langsung turun dok..."

Sambil meriksa mata,  lubang telinga dan mulut aisha pake senter khusus, bu dokter menjawab:
"Ya wajar dong Bu, namanya anak sakit ga doyan makan, kalau ibu sakit aja juga ga mau makan kan?" 

Saya masih bersikukuh untuk bertanya mengapa berat badan anak saya kecil? apakah perlu suplemen makanan? apakah perlu tambahan zat besi karena katanya kekurangan zat besi bisa bikin kurus. dan ini berakhir dengan kuliah "sesi kedua" yang dijelaskan lagi bahwa anak kurus bisa beragam, dan ADB (Anemia Defisiensi Besi) itu hanya salah satunya, tapi untuk mengatakan itu harus via tes lab skrining zat besi... Jangan asal kasih tambahan multivitamin, daan lagi2 dibilang itu semua ada di milissehat itu.  Lalu Bu dokter menuliskan pesan di selembar kertas yang kemudian diberikan pada saya untuk dibawa pulang, bertuliskan:
1. Pasca infeksi virus GE (Gastro Enteritis)- Ringan
2. Lain kali jangan lupa minum oralit!
3. Ibu please join milis sehat@yahoogorups.com---belajar di www.milissehat.web.id
5. Skrining ADB

Dokter itu juga memberikan sebuah brosur tentang serangkaian "kuliah" yang diadakan komunitas sinergi dokter dan pasien di sini.

Di akhir sesi, dokter menanyakan tentang bagaimana imunisasi anak saya. Saya bilang terkahir imunisasi pas imunisasi campak, pernah terkena cacar air (jadi ga perlu imunisasi cacar), dan saya belum ambil MMR. saya masih bingung mau ambil MMR atau tidak karena katanya bukan imunisasi wajib, dan katanya ada efek samping terkait autis. Daaan lagi2, saya diceramahin untuk tidak membesarkan anak berdasar katanya2, suruh buka web milis sehat, ikut diskusi, ada semua ttg MMR. dan dijelaskan pula kalau MMR berbahaya, semua vaksin pasti sudah ditarik bu.

Hufffttt...............campur aduk perasaan saya saat itu, antara seneng banget ketemu dokter yang kucari selama ini, dan juga menyalahkan diri sendiri karena selama ini memang kurang mendedikasikan waktu untuk "belajar" tentang ini, juga menyalahkan suami karena membuatku diomelin dokter sendirian-----suami kerja, saya bolos. hahaaa.

Benar saja, saya tidak mendapat obat apapun untuk sakit anak saya (dan alhamdulillah di hari ketiga itu juga anak saya sembuh). Hanya diberikan rujukan ke lab untuk menjalani skrining ADB.

Dan sebelum pulang, saya dapat jackpotnya:

Dokter: "Ibu bekerja kan?"
Saya: "Iya dok..."
Dokter: "Dimana?"
Saya: "Bappenas dok"
Dokter: "Aduuuuhh Ibu...itu malah kerja di Bappenas kan harusnya terbuka untuk jadi pasien cerdas, baca-baca dan belajar buk!!"
(tertunduk malu)

PS: Sesampai di luar ruang praktik, saya baru sadar dan bertanya-tanya apakah dokter sebenarnya tau apa itu Bappenas. hahhahaha.

 
Copyright 2010 Wien Wien Solution. Powered by Blogger
Blogger Templates created by DeluxeTemplates.net
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase